Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Main Agresif Tapi Selalu Kebobolan Babak Kedua

Di ajang pramusim itu, PSM kebobolan dua kali dan nihil gol. Faktor tak diturunkannya Eero Markkanen mungkin menjadi salah satu penyebab.

Penulis: Alfian | Editor: Imam Wahyudi
Wahyu/Tribun
Darije Kalezic usai melatih skuad PSM Makassar di Stadion Mattoanging, Makassar, Minggu (24/2/2019). Latihan yang dipimpin Darije, merupakan persiapan dalam menghadapi Home United di Stadion Jalan Besar, Singapura, Rabu (27/2/2019) mendatang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dalam tiga laga terakhir PSM nihil kemenangan. Dari dua laga diantaranya saat berlaga di Piala Presiden 2019, Laskar Pinisi bahkan keok dari Kalteng Putra dan Persipura Jayapura.

Di ajang pramusim itu, PSM kebobolan dua kali dan nihil gol. Faktor tak diturunkannya Eero Markkanen mungkin menjadi salah satu penyebab.

Lantaran sebagai ujung tombak, Eero telah membuktikannya dengan enam gol dari empat laga yang dilakoni. Sementara satu laga lainnya di Piala AFC, PSM hanya bisa mencuri satu poin di markas Home United setelah laga berakhir imbang 1-1.

Ketiga hasil laga yang kurang baik ini tentunya menjadi PR besar bagi Darije Kalezic sebagai pelatih kepala jelang menghadapi match kedua Piala AFC kontra Lao Toyota FC, Rabu (13/3), di Stadion Pakansari, Bogor.

Sebagai pelatih baru mengarsiteki PSM, Darije terbilang memiliki kemampuan mumpuni mengolah skema. Hal ini terlihat dari permainan PSM yang begitu agresif memainkan sepakbola menyerang.

Upaya serangan PSM di tangan Darije pun cukup bervarariasi. PSM yang dulunya lebih banyak memanfaatkan umpang-umpang Crossing, kini mulai berani memainkan bola-bola pendek di wilayah pertahanan lawan.

Penguasaan bola pun semakin banyak dilakukan karena skema yang nampak membuat pemain bermain dari kaki ke kaki secara terorganisir. Namun sayangnya pola sepakbola agresif yang ditunjukan PSM ini tak berjalan selama 90 menit.

Inilah mungkin titik kelemahan skema yang dibangun Darije untuk saat ini. Bukti dari adanya penurunan tempo serangan sangat terlihat jelas di tiga pertandingan terakhir PSM.

Semisal pada laga kontra Home United lalu, PSM bisa saja memenangkan laga. Di babak pertama PSM mampu mengurung pertahanan Home United dan akhirnya bisa unggul terlebih dahulu lewat sontekan Eero Markkanen pada menit '26.

Namun di babak kedua, tempo permainan agresif PSM mengalami penurunan. Home United pun sukses menyamakan kedudukan di menit 63' melalui sepakan dari luar kotak finalti Hami Syahin.

Setelah skor imbang, lagi-lagi PSM mendapat banyak serangan dari lawan. Keterlambatan memasukan pemain pengganti hingga menyisakan satu kuota pergantian pemain pun dianggap cukup mempengaruhi sehingga laga berakhir hanya dengan skor imbang.

Kondisi serupa dialami PSM saat laga perdana penyisihan Grup C Piala AFC kontra Kalteng Putra. Skema PSM terutama di babak kedua dinilai kurang maksimal.

Ini terlihat dari menurunnya tempo permainan bahkan kurang adanya perubahan saat dilakukan pergantian pemain. Melirik dari statistik laga PSM vs Kalteng yang berakhir dengan skor 0-1, Laskar Pinisi sedikit menurunkan tempo permainan di babak kedua.

PSM yang mampu ciptakan empat peluang emas di babak pertama berbanding terbalik di babak kedua yang hanya tercipta dua peluang shot on target. Begitu pun dengan jumlah sepak pojok, di babak pertama PSM yang gandrung menyerang mampu menghasilkan tujuh sepakan pojok.

Sementara di babak kedua hanya lima sepak pojok saja. Dari berbagai usaha untuk menciptakan gol yang dilakukan PSM pun tak menghasilkan satu pun gol.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved