Ingin Salat di Masjid, Guru Ngaji di Mandai Maros Butuh Kursi Roda
Namun jika pemerintah ogah memperhatikannya, hal tersebut tidak menjadi masalah. Ia selalu percaya, rejeki sudah diatur oleh Allah.
Penulis: Ansar | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN MAROS.COM, MANDAI - Guru mengaji di Lingkungan Tamarampu, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Muh Amin berharap pemerintah memperhatikan nasib guru mengaji.
Selama ini, Amin yang merupakan penderita lumpuh sejak usia 13 tahun tersebut, jarang mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Namun jika pemerintah ogah memperhatikannya, hal tersebut tidak menjadi masalah. Ia selalu percaya, rejeki sudah diatur oleh Allah.
"Saat ini saya sangat berharap adanya bantuan kursi roda. Saya ingin kembali bergerak mengunakan kursi roda itu. Saya rindu melihat suasana di sekitaran kampung," kata Amin, Senin (11/3/2019).
Kursi roda yang dimiliki Amin, sudah rusak dan tidak dapat lagi digunakan. Selain itu dengan adanya kursi roda Amin bisa lagi menggunakannya ke masjid untuk salat berjamaah.
Selama lumpuh, Amin jarang ke masjid untuk beribadah. Alasannya, ia tidak mau menyusahkan warga setempat.
Jika Amin mau ke masjid, warga setempat harus mengotongnya. Hal itu membuat Amin memilih berada di rumah saja.
Dia juga berharap ada dermawan yang bisa memberikannya bantuan kursi roda.
Selama berprofesi sebagai guru mengaji, Amin pun tidak pernah meminta imbalan kepada orangtua anak muridnya.
Dia memberikan ilmu agama secara gratis, tanpa mengharap imbalan dari warga.
Selain mengajarkan baca tulis Alquran, Amin juga mengajarkan anak didiknya menulis seni kaligrafi.
"Untuk memberikan ilmu ke anak- anak, kita tidak perlu meminta imbalan kepada mereka. Sebagaian anak - anak yang saya ajar merupakan warga di kampung sini," katanya.
Saat ini diusianya yang kini memasuki 54 tahun, Amin mulai sakit - sakitan. Namun ia masih tetap mengajar baca tulis Alquran kepada anak-anaknya secara sukarela.
Untuk bertahan hidup, Amin terkadang mendapatkan bantuan dari mantan anak didiknya.
Sementara untuk keperluan makan sehari - hari, ia mendapatkan belas kasihan dari tetangga.
"Tak ada penghasilan yang saya dapat dari mengajar mereka. Saya ikhlas. Saya bangga melihat anak - anak yang sudah berhasil," katanya.
"Saya belum berkeluarga. Jadi murid yang saya ajar saya sudah anggap seperti anak sendiri," ujar Amin.
Laporan Wartawan TribunMaros.com, @anchakaumanshar