Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Sejarah Lahirnya Kota Palu Sulteng, Awalnya Lautan
Dilansir dari wikipedia, asal usul nama kota Palu adalah kata Topalu'e yang artinya tanah yang terangkat karena daerah ini awalnya lautan.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Bencana yang terjadi di Kota Palu pada September 2018 lalu, menyisahkan luka mendalam bagi para masyarakat sekitar.
Tahukah kamu, bagaimana Kota Palu terbentuk?
Awalnya Lautan
Dilansir dari wikipedia, asal usul nama kota Palu adalah kata Topalu'e yang artinya tanah yang terangkat karena daerah ini awalnya lautan.
Pernah terjadi gempa dan pergeseran lempeng (palu koro) sehingga daerah yang tadinya lautan tersebut terangkat dan membentuk daratan lembah yang sekarang menjadi Kota Palu.
Istilah lain juga menyebutkan bahwa kata asal usul nama Kota Palu berasal dari bahasa Kaili VOLO yang berarti bambu yang tumbuh dari daerah Tawaeli sampai di daerah sigi.
Bambu sangat erat kaitannya dengan masyarakat suku Kaili, ini dikarenakan ketergantungan masyarakat Kaili dalam penggunaan bambu sebagai kebutuhan sehari-hari mereka, baik itu dijadikan Bahan makanan (Rebung), bahan bangunan (Dinding, tikar, dll), perlengkapan sehari hari, permainan (Tilako), serta alat musik (Lalove)
Kerajaan Empat Kampung
Kota Palu sekarang ini bermula dari kerajaan yang terdiri dari kesatuan empat kampung, yaitu: Besusu, Tanggabanggo yang sekarang bernama Kelurahan Kamonji, Panggovia yang sekarang bernama Kelurahan Lere, dan Boyantongo yang sekarang bernama Kelurahan Baru.
Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota.
Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan.
Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh.
Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado pada tahun 1868.
Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue.
Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu.
