Jokowi Bicara Data, Prabowo Eksplorasi Kata
Sementara, calon presiden penantang, Prabowo Subianto, lebih normatif dalam penyampaian visi misi.
Penulis: Muh Syahrul Padli | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai mulai memperbaiki mekanisme dan mutu penyelenggaraan debat calon presiden (capres).
Dari sisi konten debat, petahana presiden, Joko Widodo lebih konkret menyampaikan apa saja yang telah dan akan dilakukan di masa pemerintahannya.
Sementara, calon presiden penantang, Prabowo Subianto, lebih normatif dalam penyampaian visi misi.
Petahana berbicara dengan data dan terlihat menguasai masalah.
Sementara penantang, karena bicara pada tataran konsep dan subtansi, akhirnya terlihat hanya mengeksplorasi kata-kata.
Jokowi memaparkan apa yang telah dilakukan pemerintahannya, dengan data, angka dan pencapaian terukur. Jokowi berjanji, di periode keduanya akan menuntaskan janji-janji kampanyenya.
Sedangkan Prabowo, memilih mengeritik inefisiensi biaya pembangunan bidang infrastruktur, sumber daya alam, pangan dan lingkungan hidup. Dia berjanji memperbaikinya saat mendapat kepercayaan publik, setelah dinyatakan menang di pemilu Rabu, 17 April 2019 mendatang.
Di masa 4 bulan kampanye pilpres, KPU menyiapkan lima babak debat.
Dua debat dari masing-masing pasangan kontestas (capres-cawapres), dua debat khusus capres dan satu debat khusus wakil presiden.
Mekanisme debat babak kedua (khusus capres), di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) tadi malam, dinilai mulai lebih baik dibanding debat debat babak pertama, Kamis (17/1/2019) lalu.
Moderator debat adalah Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki,. Keduanya news TV anchor, di MNC group, INews, RCTI, MNC TV, dan Global TV atau pemegang hak siar debat kedua ini.
Pada debat babak ketiga khusus calon wakil presiden, Minggu 17 Maret 2019, bulan depan, KPU diharapkan bisa mempertahankan mekanismenya.
Mekanisme debat enam segmen, pengundian materi dan soal debat, serta tanya jawab dalam tiga segmen tanya jawab dan tanggapan terbuka, dinilai mulai mendekati debat calon pemimpin ideal.
“Penyampaian visi-misi, segmen debat eksploratif dan debat inspiratif di tiga segmen utama, mulai menunjukan kualitas calon presiden masa depan Indonesia,” kata pakar komunikasi politik dari Unhas, Dr Hasrullah Firdaus, saat dimintai tanggapan, Minggu (17/2/2019) malam.
Durasi debat kedua tadi malam, sekitar 94 menit. Sedangkan debat pertama, berdurasi 109 menit.
Seperti debat pertma, debat tadi malam, ini dibagi dalam enam segmen.
Tema debat tadi malam adalah tentang visi energi, pangan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Infrastruktur.
Debat pertama, bulan lalu, bertema Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme.
Dengan pengalaman di pemerintahan dan pencapaian pembangunan bidang energi, pangan, dan sumber daya alam, Jokowi terlihat lebih menguasai materi dan menjawab pertanyaan dengan lugas.
Sedangkan Prabowo, meski banyak menyerang kebijakan petahana, namun belum menukik dan hanya menyampaikan komitmen, rencana, dan ageda besar.
Debat ketiga, 17 Maret mendatang, khusus untuk dua calon wakil presiden. KH Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno, akan berdebat soal layanan sosial dasar, tenaga kerja, dan budaya, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.
Jika debat pertama ada enam panelis, tadi malam, secara bergantian 7 Panelis bertanya dan mengekplorasi visi misi capres.
Ketujuh panelis ini pakar dan praktisi dalam tema debat: Nur Hidayat (Walhi), aktivis Lingkungan, Prof Dr Sudharto P Hadi MES Phd (Undip Semarang), Pakar Lingkungan, Dr Ahmad Agus Setiawan (UGM Yogyakarta); Pakar Energi Terbarukan, Prof Dr Irwandi Arif Msc (ITB Bandung) Pakar Tambang, Teknik Industri, Dr Arif Satria SP Msi (IPB Bogor), Pakar Pangan Dewi Kartika (Konsorsium Pembaruan Agraria), pakar hak tanah dan Prof Ir Joni Hermana MsC, ES PhD (ITS Surabaya) pakar Teknologi Lingkungan.