Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

BNN Sulsel Sosialisasi Bahaya Narkoba di SDN Kompleks Sambung Jawa

BNN Sulsel penyuluhan bahaya Narkoba di hadapan murid-murid SD Negeri Kompleks Sambung Jawa, Makassar.

Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
Rusdin Tompo
BNN Sulsel penyuluhan bahaya Narkoba di hadapan murid-murid SD Negeri Kompleks Sambung Jawa, Makassar. 

Rusdin Tompo, Fasilitator Sekolah Ramah Anak Melaporkan dari Kecamatan Mamajang, Makassar

"Apa itu narkoba?" Tanya Nursin, penyuluh dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan di hadapan murid-murid SD Negeri Kompleks Sambung Jawa, Makassar.

Seorang anak mengacungkan jarinya, lalu dipanggil maju ke depan.

Tanpa ragu anak itu menjawab, "Narkoba itu obat-obatan terlarang."

Baca: Pernah Ditantang Jokowi soal Bocornya Anggaran Rp 500 T, Prabowo: Banyak Sekali Bukti di KPK dan BPK

Baca: Prokontra KH Hanief Keberatan Prabowo Jumatan di Masjid Agung, Sebar Pamflet Hingga Reaksi Tim No 2

Baca: Lowongan Kerja PT KAI untuk Lulusan SMA Sederajat, Gaji Rp 6,5 Juta, Segera Daftar, Sisa 2 Hari

Begitulah suasana pembukaan sosialisasi tentang bahaya narkoba di sekolah yang biasa disiingkat KoSamJa itu, Jumat, 15 Februari 2019. Bukan cuma murid yang mengikuti kegiatan ini, tapi juga para guru. Kegiatan sosialisasi dilakukan setelah anak-anak melaksanakan sholat dhuha, sebagai bagian dari kegiatan Jumat ibadah.

Nursin lalu menjelaskan bahwa narkoba itu zat adiktif yang disalahgunakan. Narkoba yang disalahgunakan itu berupa narkotika, psikotripika dan zat adiktif lainnya.

Kegiatan sosialisasi dilanjutkan oleh penyampaian materi dari Surya Sulistiawati, S.PSi, seorang psikolog anak, yang juga dari BNN Provinsi Sulsel.

Dengan gaya interaktif, Surya bertanya ke anak-anak, siapa di antara mereka yang pernah dicabut giginya. Rata-rata menjawab bahwa mereka pernah ke dokter gigi untuk dicabut giginya.

"Nah, tahu tidak, obat yang digunakan itu bagian dari narkotika, tapi digunakan untuk yang bermanfaat," jelas Surya.

Surya melanjutkan dengan mengajukan pertanyaan, kenapa narkoba dilarang? Jawabnya, karena bisa merusak otak. Anak-anak lalu diajak meneriakkan yel-,yel, "Narkoba, no. Prestasi yes yes yes. Luar biasa."

Anak-anak terlihat antusias dengan metode yang digunakan. Apalagi ketika pemutaran film Adit, Sopo dan Jarwo. Film ini menggambarkan para pengedar narkoba yang gunakan berbagai modus dalam bentuk permen dan jajanan anak supaya anak-anak yang polos itu tertarik. Dalam film itu juga ada pesan agar anak-anak jangan mudah terpengaruh dengan tawaran dari orang-orang yang tidak dikenal. Vina, murid kelas 6, mampu menjelaskan dengan baik pesan dari film tersebut usai film ditayangkan.

Surya mengingatkan, agar anak-anak tidak mudah tergoda oleh bujukan orang yang tidak dikenal. Karena bisa saja justru mengajak ke perbuatan negatif.

Surya lalu menjelaskan dampak buruk narkoba, di antaranya kalau gunakan narkoba bisa merusak tubuh, dan merugikan orang lain. Dikatakan, pengguna narkoba juga bisa susah konsentrasi dan cenderung suka menyakiti diri sendiri. Mengisap lem itu juga adalah narkoba. Maka, jangan ditiru karena dampknya bisa merusak dan merugikan diri sendiri.

Surya menegaskan bahwa yang didapat dari narkoba hanya tiga, yakni masuk penjara, masuk rumah sakit jiwa dan mati.

"Jadi anak-anak harus hidup sehat dan berdoa, seperti tadi dilakukan. Sholat dhuha setiap Jumat sebelum belajar," pesan Surya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved