Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

24 Tahun Jaga dan Rawat Taman Benteng Rotterdam, Ali Amin Terancam Digusur

Selembar surat berkop Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan, mengusik keberadaan Ali Amin

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Munawwarah Ahmad
muslimin emba
Diskusi sejumlah aktivis dan NGO terkait rencana penggusuran Ali Amin, penjaga dan perawat taman Benteng Rotterdam Makassar, Rabu (1322019) malam. 

Dan itu berlangsung sejak 1995 hingga 2019.

"Terkadang kalau pengunjung warkop sepi, apalagi sekarang ini banyak warkop-warkop modern, saya keluar mencari kerja lain, misalnya bantu-bantu warkopnya teman untuk bayar listrik sama uang jajang anakku yang saya kasih sekolah juga," ungkap Ali Amin dengan raut wajah sedih.

Dedikasi atau pengabdian Ali Amin merawat taman selama ini cukup dinikmati warga nyantai di taman.

Pelajar khususnya mahasiswa, aktivis, NGO, dari berbagai organisasi bahkan menjadikan taman dirawat Ali Amin sebagai sarana edukasi menyehatkan.

Di bawa teduhan rindangnya pepohonan taman itu mereka belajar, berdiskusi dan melahirkan ide dan gagasan-gasan baru dalam melihat fenomena sosial yang terjadi.

Seperti diungkapkan Presiden Federasi Perjuangan Buruh Indonesia-Konfederasi Serikat Nusantara (FSPBI-KSN) Mukhtar Guntur K.

Mukhtar Guntur K mengaku di wakrop dan taman yang dirawat Ali Amin, ide-idenya lahir untuk mencetuskan gerakan-gerakan sosial.

Bersama sejumlah elemen gerakan, Mukhtar Guntur K mengaku selama belasan tahun terakhir menjadikan taman yang dirawat Ali Amin sebagai sarana diskusi yang edukatif.

Ia pun mengaku kaget dengan surat yang dilayangkan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan yang dianggapnya tendensius.

"Saya menganggap surat yang memerintahkan pak Ali Amin untuk mengosonkan lahan ini, tendensius dan arogan. Mestinya jika ingin melakukan revitalisasi, orang yang meninggali tempat ini harus diundang baik-baik secara persuasif dulu dengan tidak menafikkan sisi kemanusiaannya pak Amin yang selama ini menjaga dan merawat taman ini dengan sukarela," kata Mukhtar Guntur K.

Aktivis buruh ini, pun mengaku akan melakukan perlawan jika pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulsel terus bersikap arogan terhadap keberadaan Ali Amin dan keluarganya.

Pasalnya, menurut Mukhtar Guntur, Ali Amin selama ini secara sukarela menjaga dan merawat taman yang merupakan bagian dari ruang terbuka hijau kota Makassar itu, telah berkontribusi terhadap pembanguna  pemerintah tampa mengharap seserpun bantuan dana.

"Boleh dikata milliaran dana negara yang semestinya dianggarkan untuk menggaji tenaga penjaga dan perawat taman ini. Tapi di tangan pak Ali dana sebanyak itu tidak diperlukan untuk membebani anggaran negarah dan daerha, jadi ini juga harus dilihat oleh pemerintah, ujarnya.

Hal senada diungkap Ratna Kahali, dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar.

Ia berjanji akan mengawal persoalan yang dialami Ali Amin yang terancam digusur atas nama revitalisasi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved