Ketua PW Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse Lantik Direktur Baru Poltekkes Muhammadiyah Makassar
Ketua PW Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse Lantik Direktur Baru Poltekkes Muhammadiyah Makassar
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Arif Fuddin Usman
"Pertama, segera melakukan konsolidasi dan menata segera wakil-wakil direktur dari institusi akademi sebelumnya," ujar Prof Ambo Asse.
Baca: 10 Prodi di Unismuh Bakal Akreditasi A, Prof Rahman Rahim: Sebagian Sudah Berproses
Baca: Haerul Ihwan Mahdi Terpilih Pimpin Komisariat IMM FAI Unismuh Makassar
Dia meminta mengajukan wakil direktur minimal dua orang diajukan ke wilayah untuk mendapatkan rekomendasi.
Kedua, direktur baru harus segera melakukan pembentukan senat poltekkes untuk membantu tugas direktur bersama BPH sebagai Pembina atau pengarah yang melaksanan tugas PP Muhammadiyah.
Serta ketiga adalah direktur harus tetap memperhatikan regulasi Muhammadiyah, negara yang berkaitan dengan pengembangan perguruan tinggi.
Prof Ambo Asse juga berharap semua dosen dan karyawan, jangan ada yang bikin susah direktur. “Kalau ada yang diperintahkan oleh direktur dalam sebuah tugas sedapat mungkin dilaksanakan, jangan ada yang menolak. Tidak boleh pesimis tapi optimis,” imbau Prof Ambo Asse.
Kondisi PTS
Sementara itu, Kepala Bagian Kelembagaan dan Sistem Informasi, Munawir Sadzali Razak, memberikan gambaran perguruan tinggi yang ada di Indonesia yang jumlahnya 4.550 diantaranya 3.128 adalah perguruan tinggi swasta.
“Dari 3.128 PTS, ada 14 persen PTS dalam kategori perguruan tinggi tidak sehat. Dalam artian tidak mampu memberikan pelayanan yang baik dan inilah alasan pemerintah ingin mengurangi perguruan tinggi dengan melakukan penggabungan agar bisa lebih baik,” ujar Munawir.
Baca: Dekan FEB Unismuh Ismail: Tribun Timur Khas di Offline, Unggul di Online
Baca: TRIBUNWIKI: Ini 4 Kost Dekat Unismuh, Lengkap Harga dan Fasilitasnya, Nomor 4 Pakai AC
Munawir juga memberikan kabar gembira kepada perguruan tinggi, bahwa mendirikan prodi baru sekarang ini lebih mudah.
"Kalau dulu harus 6 dosen tetap, sekarang sudah bisa 5 orang dosen. Dan mudahnya lagi yang lima dosen itu tidak harus semua dari yayasan, tetapi bisa diambil dari luar, dengan persentase 60 persen dosen tetap dan 40 persen dari luar," jelasnya. (*)