Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lelaki Asal Pedalaman Sinjai Dipercaya Sebagai Imam Utama Masjid Muttaqien Kota Makassar

"Ada apa pak? tanya salah seorang diantara mereka ke saya. Lalu saya menjawab bahwa ingin ketemu dengan Pak Imam di Masjid ini," kataku.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Hasrul
samsul bahri/tribuntimur.com
Imam Utama Masjid Babul Muttaqien Jl Dg Tata Raya Abd Rahman (kanan) sedang berbincang dengan rekannya. 

TRIBUN TIMUR.COM, MAKASSAR- Sekitar pukul 17.40 Wita, saya tiba di Masjid Babul Muttaqien Jl Dg Tata Raya No 17, Kecamatan Tamalate dari kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih Kota Makassar,Jumat (8/2/2019) lalu.

Saya menemui empat orang remaja sedang asyik main bola di lapangan Masjid Muttaqien.

Baca: Hari Terakhir PI Property Expo 2019, Beli Rumah Tanpa DP Hingga Gratis Biaya Provisi dan Admin

Perlahan saya dekati lapangan 10x10 meter persegi itu dan menyapa ke empat lelaki itu.

"Ada apa pak? tanya salah seorang diantara mereka ke saya. Lalu saya menjawab bahwa ingin ketemu dengan Pak Imam di Masjid ini," kataku.

Mereka tampak ragu-ragu melangkah ke arah Tribun, karena melihat orang yang belum ia kenalnya sebelumnya.

Baca: RSUD Syekh Yusuf Tangani 57 Pasien DBD Sejak Awal 2019

Saya dan keempat pemuda itu saling memperkenalkan diri. Lalu seorang lelaki dari empat orang bernama Abd Rahman meminta untuk perkenalan kami untuk ditunda sementara, karena waktu magrib tak lama lagi.

Usai salat Magrib, Abd Rahman yang juga imam utama di Masjid itu kembali mengajak saya melanjutkan perbincangan kami. Ia menuturkan bahwa dirinya juga seorang perantau asal Sinjai. Dan ia berada di masjid itu kareba masyarakat mempercayakan sebagai imam utama.

Baca: GM Hotel Horison Ultima Makassar: Paling Suka Halaman Olahraga Tribun Timur

"Kebetulan pak saya dipercayakan sebagai imam di Masjid ini dan saya juga sebagai perantau asal Sinjai," kata Rahman sambil tersenyum lebar dengan nada yang merendah.

Ia mempersilahkan saya masuk ke dalam kantor masjid tersebut. Dan mengungkapkan kisahnya hingga ia dipercaya sebagai seorang imam utama.

Mahasiswa Unismuh Jurusan Bahasa Arab itu mengungkap kisahnya hingga dipercaya sebagai imam di masjid yang berkapasitas 1.500 jamaah itu.

Baca: Caleg PPP DPR RI Andi Yuslim Patawari: Terima Kasih Tribun Timur Berkontribusi untuk Pembaca Kritis

Awalnya sempat sekolah dasar di Termadaka, Kabupaten Kolaka (sekarang Kabupaten Kolaka Timur) Provinsi Sulawesi Tenggara.

Dia ikut ke daerah itu untuk membantu orang tuanya sebagai keluarga petani. Setelah mengenyam pendidikan dasar selanjutnya Rahman sempat menganggur dua tahun di kampung pedalaman Kolaka itu.

Rahman sempat berkecil hati karena bayang-bayang putus sekolah sudah didepan mata. Dan suatu hari ia kedatangan keluarga asal Sinjai dan mengajaknya sekolah di Pondok Pesantren Ma'had Tahfidzul Qur'an, Kabupaten Gowa.

Baca: Daftar Lengkap Formasi PPPK atau P3K & Alur Pendaftaran Tahap 1 di sscasn.bkn.go.id, Cek Disini!

Dan disanalah ia mendalami tahfiz dan menghafal 30 juz Al Quran dibawah bimbingan
Usman bin Laba Lc.

Tammat di pondok pesantren itu, ia ke melanjutkan kuliahnya di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Di kampus itu, kuliah Rahman nyaris jalan di tempat dan terhenti. Sebab uang pembayaran kuliah tidak mencukupi. Sebab uang yang dikirim orang tuanya bernam Bustam dan Subaedah di Kolaka tidak pernah cukup, sebab mereka hanya seorang petani biasa di daerah rantau itu.

Baca: Adnan Purichta Ichsan Kampanyekan Gowa Bersih di Hari Peduli Sampah

Perasaan galau sang hafidz tersebut mulai galau. Sebab uang kosnya saja sudah tidak mampu dibayar.

"Jadi suatu hari saya jalan-jalan di rumah teman saya dan kebetulan di rumah teman ada pengelola masjid yang sedang cari imam tetap. Saya pun ditawari dan saya sampaikan bersedia untuk amanah itu. Dengan harapan uang kuliah saya lancar kembali karena mendapat honor sebagai imam masjid dan bertempat tinggal di kompleks masjid itu sekaligus sebagai guru ngaji," ungkap Rahman.

Baca: Rivai Ras Hadirkan Pakar Ekonomi, Hukum dan Politik Bahas Visi Capres

Ia pun menerima tawaran tersebut tahun 2016 lalu hingga kini dan diterima menjadi imam tetap di masjid yang berkapasitas kurang lebih 1.500 orang jamaah.

Kini kuliah jalan, dan ia pun mendapat amal karena mengajarkan baca Al Quran kepada santeri dan masyarakat umum.(*)

Laporan Wartawan Tribun Timur, @Sambah Sambahri

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved