Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Waspada Malam ini Ada Fenomena Supermoon, Gelombang Laut di Perairan Sulawesi Selatan Capai 6 Meter

Fenomena Supermoon atau Bulan Purnama akan menyapa Bumi pada Senin (21/1/2019) malam.

Editor: Anita Kusuma Wardana
Supermoon fenomena alam unik 

TRIBUN-TIMUR.COM-Fenomena Supermoon atau Bulan Purnama akan menyapa Bumi pada Senin (21/1/2019) malam.

Beruntungnya, Supermoon dapat disaksikan di langit Indonesia mulai matahari terbenam hingga sebelum jajar.

Seperti dilansir Tribunstyle.com dari Kompas.com, Minggu (20/1/2019), fenomena ini dapat disaksikan sepanjang malam.

Menurut Marufin Sudibyo, astronom amatir Indonesia mengatakan fenomena ini mucul bersamaan dengan gerhana bulan.

"Kalau Gerhana Bulannya tidak bisa dilihat karena terjadinya waktu siang hari di Indonesia. Tapi Supermoon jelas bisa dilihat besok malam," kata Marufin.

Bisa Diabadikan Lewat Foto

Fenomena Supermoon dapat diabaikan lewat foto.

Marufin menerangkan momen itu dapat diabadikan lewat berbagai jenis kamera mulai dari DSLR hingga kamera handphone.

"Tinggal pakai setting pencahayaan paling minimal," ujarnya.

Mengingat musim penghujan di Indonesia, kemungkinan Supermoon terlihat hanya 50:50.

Jika tak ada awan mendung, Supermoon dapat terlihat jelas.

"Saat ini puncak musim hujan, tapi ada vortex atau pusaran udara di sebelah barat Kalimantan."

"Itu (vortex) membuat awan hujan berkumpul di sana, sehingga Jawa khususnya bagian barat relatif sedikit hujan," sambungnya.

Ilustrasi
Ilustrasi (Polka.id)

Pada, sepanjang malam Senin, adalah waktu terbaik untuk melihat Supermoon.

Dampak Supermoon dapat dirasakan di pantai.

Air pantai akan mengalami pasang naik air laut yang maksimum.

"Karena Supermoon, maka kita mengalami pasang naik air laut yang maksimum."

"Lalu bahayakah ke pantai? (Itu) tergantung pantainya," 

"Sebab pasang naik airn laut yang maksimum akan memperlambat aliran air sungai ke laut sehinggaa ada potensi genangan yang bisa menjadi banjir pasang,"  tutupnya.

Rilis BMKG

BMKG sendiri juga mengumumkan akan terjadinya fenomena Supermoon pada Senin.

Informasi itu diunggah lewat akun BMKG di Instagram.

"Adanya fenomena supermoon disertai dengan bulan purnama dapat mempengaruhi kondisi pasang maksimum air laut di Indonesia."

"Hal ini dapat berdampak pada terganggunya transportasi disekitar pelabuhan dan pesisir, aktifitas petani garam dan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan."

"Oleh karena itu dihimbau untuk masyarakat pesisir pantai agar selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari fenomena ini terutama yang berada didaerah yang disebutkan pada infografis."tulis admin BMKG.

Tinggi Gelombang Laut Capai 6 Meter

Hari ini, BMKG juga baru saja mengeluarkan peringatan dini adanya gelombang tinggi hingga 6 meter di sejumlah daerah di Indonesia.

Terdapat Pola tekanan rendah 1004 hPa di perairan timur Filipina, 1007 hPa di Laut Arafuru bagian barat dan Samudra Hindia Barat Daya Banten, Pola angin di utara Indonesia umumnya dari arah barat laut - timur laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 - 25 knot.

Sedangkan di selatan wilayah Indonesia umumnya dari arah barat daya - barat laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 - 30 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Enggano - Bengkulu, Laut Natuna Utara, Laut Jawa, Selat Makassar bagian selatan, dan Laut Flores. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah perairan tersebut.

Tinggi gelombang 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di beberapa daerah, seperti Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan Sabang-Banda Aceh, perairan Pulau Sawu hingga Pulau Rotte, Kupang.

Sementara, tinggi gelombang sendang antara 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di Perairat Barat Aceh, periaran Kepulauan Mentawai, Perairan Selatan Banten, Selat Bali, Selat Lombok dan Laut Natuna.

Sedangkan tinggi gelombang 4 meter hingga 6 meter berpeluang terjadi di Luat Natuna Utara, Perairan Barat Sulawesi Selatan, Selat Makassar, Perairan Sabalana hingga Kepulauan Selayar.

Adanya peringatan bahaya gelombang tinggi, BMKG pun mengeluarkan sejumlah imbauan terkait keselamatan pelayaran

  1. Perahu Nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m). .
  2. Masyarakat dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas di pesisir barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, NTB, NTT, serta daerah lainnya khususnya yang tercantum dalam daftar Peringatan Dini di atas harap mempertimbangkan kondisi tersebut. .
  3. Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi serta wilayah pelayaran padat seperti Laut Jawa agar tetap selalu waspada.

Kapan supermoon akan terjadi?

Supermoon dan gerhana bulan akan terjadi pada tanggal 21 Januari 2019. Ini berarti bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus sempurna.

Saat itu, bulan akan berada pada bayangan bumi selama sekitar 1 jam 2 menit.

Untuk menyaksikannya, masyarakat harus berada di sisi malam bumi dengan menghadap bulan.

Blood Moon dan Gerhana Bulan Total

Selain fenomena Supermoon, dua fenomena astronomi lain juga diperkirakan terjadi, yakni Blood Moon dan Gerhana Bulan Total.

Blood Moon biasanya akan terjadi saat ada gerhana bulan total.

Meskipun bulan berada dalam bayang-bayang Bumi saat gerhana, tapi bulan tidak akan benar-benar gelap.

Sebagai gantinya ia akan terlihat berwarna merah atau oranye, sehingga melahirkan istilah blood moon.

Hal itu disebabkan karena satu-satunya cahaya yang berhasil melewati atmosfer bumi dan mencapai permukaan bulan merupakan cahaya yang panjang dengan gelombang merah.

Efek ini dikenal sebagai Hamburan Rayleigh dan juga alasan untuk warna kemerahan matahari terbit dan terbenam.

Selama gerhana bulan, fasad terang bulan purnama akan berubah.

Saat bulan memasuki bayangan Bumi, semua bulan (atau bagian darinya dalam kasus gerhana sebagian) akan berubah warna.

Sinar matahari akan menghasilkan warna merah seperti halnya ketika matahari terbenam dan matahari terbit ketika memasuki atmosfer bumi pada sudut tertentu.

Ilustrasi gerhana Bulan total, 28 Juli 2018. (THECONVERSATION.COM)
Ilmuwan NASA Noah Petro kepada Space.com mengatakan bahwa jika seseorang berdiri di bulan selama gerhana bulan total, Bumi akan tampak memiliki cincin kemerahan di sekitarnya, karena orang itu akan menatap matahari terbit dan terbenam 360 derajat yang mereka lihat di persimpangan Bumi dan orbit bulan tertentu .

Ketika gerhana bulan dimulai, bulan yang cerah meredup saat memasuki bagian luar bayangan Bumi, yang disebut penumbra.

Warna mendalam dari gerhana bulan penuh terlihat setelah bulan memasuki bagian terdalam bayangan bumi, atau umbra.

Warna merah cerah muncul begitu bulan sepenuhnya terbenam dalam bayang-bayang, dan itulah alasan munculnya istilah blood moon.

Selain itu, gerhana bulan Blood Moon juga merupakan gambaran apa yang terjadi dengan bumi.

Astronom dan podcaster Pamela Gay kepada Space.com mengungkap bahwa bulan yang berwarna darah tercipta oleh abu dari api dan gunung berapi, badai debu dan polusi, semuanya menyaring sinar matahari saat itu menyebar di seluruh dunia.

Gerhana bulan total akan terjadi pada malam 20-21 Januari 2019 dan akan berlangsung sekitar 1 jam 2 menit.
Pengalaman penuh, dari awal gerhana parsial sampai akhir, akan berlangsung 3 jam 17 menit.

Puncak total gerhana bulan akan terjadi tak lama setelah hari berakhir pada hari Minggu, 20 Januari, di pantai timur AS, pada pukul 12:16 pagi EST (0516 GMT) pada hari Senin, 21 Januari.

Puncak ini juga dikenal sebagai "Gerhana terbesar" dan didefinisikan sebagai momen ketika bulan datang paling dekat dengan poros bayangan Bumi.(*)

Baca: Begini Penilaian Andi Rachmatika Dewi Terhadap Istri Ustad Nur Maulana

Baca: PSSI Rencana Gelar Piala Presiden 2019, Bisa Repotkan PSM Makassar?

Baca: Istri Ustaz Nur Maulana Meninggal Akibat Kanker Usus, Ternyata Makanan ini Bisa Jadi Pemicunya

Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami: 

Follow juga akun instagram official Kami: 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved