Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Jadi Luwu Monoton, Panggung Pemerintah

Musly Anwar, mengupas awal mula adanya peringatan HJL yang dimulai pada masa Simpurusiang jadi Raja Luwu.

Editor: Imam Wahyudi
zoom-inlihat foto Hari Jadi Luwu Monoton, Panggung Pemerintah
Musly Anwar
Musly Anwar

Oleh: Musly Anwar (Pemerhati sejarah dan Budaya Luwu).

TRIBUNLUWU.COM, BELOPA - Pemerhati Sejarah dan Budaya Luwu, Musly Anwar, menuliskan pemikirannya terkait hari penting bagi Kerajaan Luwu, yakni Hari Jadi Luwu (HJL) dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL).

Kini peringatan tersebut sudah memasuki tahun HJL ke-751 yang diperingati setiap tanggal 21 Januari. Dan HPRL ke-73 diperingati pada 23 Januari.

Musly Anwar, mengupas awal mula adanya peringatan HJL yang dimulai pada masa Simpurusiang jadi Raja Luwu.

Hari Jadi Luwu diputuskan dari hasil Tudang Ade’ (duduk adat) yang digelar di Kota palopo tahun 1994.

Dengan Menghadirkan beberapa pakar sejarah dan budaya dan diputuskan Hari Jadi Luwu jatuh pada Periode Sri Paduka Datu Luwu Yang Mulia (YM) Simpurusia(siang).

Kemudian Hari Perlawanan Rakyat Luwu adalah momentum dimana amarah Rakyat Luwu semesta, yang pemicunya berawal dari tindakan penjajah belanda menginjak2 alquran dan mengrebek rumah Maddika (Pemimpin) Bua.

Ada dua simbol yang menjadi Siri’ Wijanna (malu generasi) Luwu yakni, simbol agama dan hadat "Patuppui Ri Ade’e, Mufasandre Ri Zara’e".

Amarah pemuda pejuang Luwu dan takyat Luwu yang dipimpin lansung oleh Paduka Datu Luwu YM Andi Djemma hingga bergerilya Meninggalkan istana masuk kehutan belantara.

Event terkait momentum Hari Jadi Luwu (HJL) terkadang kerap terabaikan, bahkan bergeser jauh dari substansinya.

Padahal Harapan yang perluh dicapai adalah Nilai-nilai edukasi sejarah dan budaya Luwu yang mungkin bisa dikemas dalam kegiatan seminar budaya atau bincang sejarah budaya Luwu, sehingga menjadi bekal buat generasi muda Luwu dalam menghadapi derasnya arus globalisasi.

Kemudian napak tilas atau refleksi Perjuangan Rakyat Luwu tentu banyak kegiatan kegiatan yang terkait hal tersebut.

Semisal teatrikal 23 Januari 1946. Juga bisa dikemas dalam bincang sejarah perlawanan Rakyat Luwu dengan membedah nilai-nilai patriotisme pejuang Luwu yang semangatnya menjadi pemicuh.

Serta motivasi buat generasi dalam berjuang mengharumkan nama Luwu diberbagai bidang. Baik itu berupa prestasi di bidang olahraga, pendidikan, kesenian dan lainnya.

Realitanya setiap momentum HJL dan HPRL selalu dikemas dominan birokrasi dan formal. Bahkan kerap diundur demi menyesuaikan Waktu kehadiran tamu dari Provinsi maupun Pusat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved