Peter Gozal: Bapak Ingin Wafat di Rumahnya
Pemilik Makassar Golden Hotel di Jl Pasar Ikan, Kelurahan Losari, Kecamatan Ujungpandang ini, meninggal di usia 84 tahun.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Nurul Adha Islamiah
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tokoh masyarakat Tionghoa Makassar, Go Thong Kien atau yang akrab disapa Tony Gozal, meninggal dunia dengan tenang di Kediamannya, Jl Usman DJafar, Kelurahan Losari, Makassar, Sabtu (19/1/2019) malam.
Pemilik Makassar Golden Hotel di Jl Pasar Ikan, Kelurahan Losari, Kecamatan Ujungpandang ini, meninggal di usia 84 tahun.
Almarhum yang juga Pembina Klenteng Xian Ma, Makassar di Jl Sulawesi ini, selama hampir dua pekan dirawat di Mount Elizabeth Hospital di Singapura.
Baca: Begini Sosok Almarhum Hj Aliah, Istri Ustad Maulana di Mata Wawali Makassar
Baca: Begini Sosok Tony Gozal di Mata Deng Ical
Baca: TRIBUNWIKI: Pengusaha Makassar Tony Gozal Meninggal Dunia, Ini Profilnya
Jumat (18/1/2019), pendiri Akai Departement Store di kawasan Pantai Losari era 1980 dan 1990-an ini, meminta dipulangkan ke tanah kelahirannya di Ujungpadang.
Hanya kurang lebih satu jam usai tiba dari Singapura, Tony menghembuskan nafas terakhir di rumahnya, ditemani anak dan cucu-cucunya.
Putra sulung Tony Gozal, Peter Gozal menceritakan, ayahnya seperti memiliki firasat bahwa Ia akan meninggal di rumahnya. Menurut Peter, sejak dirawat di Singapura, Tony selalu meminta untuk dipulangkan saja ke rumahnya.
Baca: TRIBUNWIKI: Sejarah Kalla Group di Makassar, Berdiri Sejak 1952
"Bapak selalu meminta ingin pulang, katanya dia dirawat di rumah sakit bukannya sembuh malah tambah sakit. Akhirnya kami pulang kemarin, tiba di rumah pukul 20.30, lalu sekitar sejam kemudian, tepatnya pukul 22.55 Wita, bapak berpulang," ungkap Peter.
Lanjut Peter, sebelum pulang ke Indonesia, Tony bilang mau bertemu cucu-cucunya, dan sampai di rumhnya juga masih sempat buka mata, bertemu anak-anak dan cucu, dan tak lama kemudian Tony akhirnya meninggal.
"Bapak saya tipikal Bugis Makassar, dia memang tak ingin pergi di tanah orang lain, dia ingin meninggal di tanah sendiri," kata Ketua DPD INTI ini.
Peter mengungkapkan sosok ayahnya sebagai orang yang tegas dan selalu ingin segera menyelesaikan setiap pekerjaan yang ia lakukan. Karakter itulah yang dikagumi setiap anak dan ccucunya.
"Bapak saya tegas, melakukan sesuatu ingin cepat. Karakternya, kalau ada masalah, banyak yang datang ke dia, karena dia selalu berada di tengah. Benar yah benar, salah ya salah. Itu karakter yang selalu kami banggakan anak-anaknya. Dia juga dihormati orang karena karakternya itu," imbuhnya.
Semasa hidupnya, lanjut Peter, ayahnyansellau berpesan ke keluarga besarnya, khususnya putra-putrinya untuk selalu hidup rukun satu sama lain.
"Beliau mau semua anak-anaknya baik dan rukun. Namanya orangtua selalu mau yang terbaik ke anak-anaknya. Ia juga selalu memberi pesan, Peter, kau harus jadi orang benar, ulet, pokoknya kalau ada masalah tuntaskan segera jangan setengah," kenangnya.
"Bapak sellau tegur saya langsung karena beliau memang ceplas-ceplos, kalau gak suka, yah dia bilang gak suka," sambungnya.