Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Wajib Tahu, Ini Dia Sejarah Terbentuknya PSM!

Hingga terkadang, dari beberapa pertandingan PSM banyak yang selalu menitihkan airmata saat PSM menjadi pemenang ataupun kalah.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
abdiwan/tribun timur
PSM Makassar menggelar latihan perdana untuk persiapan kompetisi musim 2019 di Stadion Andi Mattalata Mattoangin, Makassar, Selasa (15/1/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Desi Triana Aswan

TRIBUNTIMUR.COM, MAKASSAR- Klub sepak bola kebanggaan Makassar, PSM selalu memiliki cerita setiap laga tanding yang di ukir.

Para supporter selalu fanatik dan mencintai club ini dengan sepenuh hati.

Hingga terkadang, dari beberapa pertandingan PSM banyak yang selalu menitihkan airmata saat PSM menjadi pemenang ataupun kalah.

Untuk diketahui PSM termasuk club sepak bola tertua di Indonesia.

(Ramang)

Dilansir dari wikipedia, Kisah terbentuknya PSM Makassar dimulai pada 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di kemudian tercatat sebagai embrio PSM.

Dalam perjalanannya, MVB menampilkan putra-putra pribumi di jajaran elite persepak bolaan Hindia Belanda, seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal dan cukup disegani. Pada masa itu, sekitar 1926-1940, MVB sudah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam maupun luar negeri.

Baca: Skuad PSM Makassar Hindari Latihan di Lapangan Terbuka, Ini Alasannya

Baca: Guy Junior Dikabarkan ke Persija, PSM Makassar Dekati Osas Saha

Di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia. Pendek kata, MVB langsung melejit sebagai klub ternama.

Sayang pada usianya yang ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar.

Itu karena orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap, sedangkan pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa. Sebagiannya lagi dikirim ke Myanmar.

MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepak bola di Indonesia kala itu.

Apalagi Jepang menerapkan aturan segala yang berbau Belanda harus dimusnahkan.

Tak terkecuali itu adalah klub sepak bola. Sebaliknya, untuk mencari dukungan penduduk setempat, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved