Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Wajib Tahu, Ini Dia Sejarah Terbentuknya PSM!
Hingga terkadang, dari beberapa pertandingan PSM banyak yang selalu menitihkan airmata saat PSM menjadi pemenang ataupun kalah.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
Liga Primer Indonesia
Pada Desember 2010, PSM Makassar memutuskan untuk mengundurkan diri dari Liga Indonesia. PSM kemudian memutuskan untuk bergabung ke Liga Primer Indonesia dengan melakukan merger dengan Makassar City FC yang sudah lebih dulu menjadi anggota LPI. Nama yang kemudian dipergunakan adalah PS Makassar (tetap disebut sebagai PSM Makassar dalam berbagai pemberitaan).
Liga Super Indonesia
Pada tahun 2014, PSM Makassar kembali ke Liga Super Indonesia setelah lolos play-off unifikasi liga PSSI yang pada musim 2015 berganti nama menjadi QNB League, setelah terjadi kesepakatan PT. Liga Indonesia dengan QNB Group dari Qatar.
Stadion
Stadion Andi Mattalata, dahulu bernama Mattoangin didirikan tahun 1955 dan merupakan pusat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional yang ke-4 pada tahun 1957 dan saat ini merupakan markas PSM Makassar. Stadion ini memiliki kapasitas untuk 20.000 orang. Sebelum Stadion Utama Gelora Bung Karno dibangun tahun 1962, stadion ini termasuk salah satu stadion terbesar di Indonesia dan sering dipakai untuk menggelar pertandingan sepak bola internasional.
Stadion ini pernah menjadi tuan rumah babak 8 besar Piala Champions Asia 2001 dimana semua pertandingan di grup Asia Timur termasuk PSM dihelat di stadion ini dan untuk pertama kalinya Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah di kancah asia di stadion Andi Mattalatta Mattoanging Makassar.
Pada musim 2014, PSM Makassar terpaksa harus berlaga diluar Sulawesi Selatan yakni menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, setelah Stadion Andi Mattalata tidak lolos verifikasi PT Liga Indonesia untuk mengikuti Liga Super Indonesia 2014. Setahun kemudian, dilakukan renovasi stadion setelah manajemen PSM mengadakan kesepakatan dengan pihak Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS) selaku pengelola stadion. Di Liga Super Indonesia 2015, PSM kembali bermarkas di Makassar.
Semenjak tahun 1950-an, klub-klub yang dulunya merupakan bentukan Belanda mutlak mesti di bawah kendali pemerintah daerah. Ini karena saat bertarung di kejuaraan nasional mereka membawa panji-panji daerah. Jadi seperti halnya klub sepak bola lain di era Perserikatan, maka PSM Makassar juga mengadopsi logo pemda sebagai identitas dari diri klub.
Berdasarkan itulah maka warna utama PSM adalah merah, termasuk dalam hal kostum. Untuk kostum kandang, setiap musim PSM menggunakan warna merah. Sedangkan untuk kostum tandang, menggunakan warna yang berbeda.
Pada musim 2016, PSM menggunakan warna hitam dengan aksen putih, sedangkan pada musim 2015 menggunakan warna biru dengan aksen putih.
Pada tahun 2018, kembali terjadi perombakan personil PSM.
Daftar Nama Pelatih:
- Syamsuddin Umar Indonesia 1999-2000
- Henk Wullems Belanda
- Miroslav Janu Ceko 2004-2005
- Fritz Korbach Belanda 2005-2006
- Carlos De Mello Brasil 2006-2007
- Radoy Minkovski Bulgaria 2007-2008
- Raja Isa Malaysia 2008-2009
- Hanafing Indonesia 2009-2010
- Tumpak Sihite Indonesia 2010
- Robert Rene Albert Belanda 2010-2011
- Petar Segrt Kroasia 2011-2013 IPL
- Imran Amirullah (caretaker) Indonesia 2013 IPL
- Jorg Steinburnner Jerman 2013-2014
- Rudi Keltjes Indonesia 2014
- Assegaf Razak Indonesia 2014-2015
- Alfred Riedl Austria 2015
- Hans-Peter Schaller Austria 2015
- Luciano Leandro Brasil 2016
- Tony Ho (caretaker) Indonesia 2016
- Robert Rene Albert Belanda 2016-2019
Baca: Sosok Marian Mihail yang Disebut Gantikan Posisi Robert Rene di PSM, Komentar Mengejutkan dari Appi
Baca: Mengerucut, Ini Bocoran Calon Pelatih PSM Makassar, Dari Eropa?
