CITIZEN REPORTER
Pengalaman Belajar di Jepang, Inovasi dari Kongkow-kongkow
Warga Kota Makassar - Penerima Beasiswa Program Global Leaders for Innovation and Knowledge dari Fujitsu tahun 2018
Penulis: CitizenReporter | Editor: Jumadi Mappanganro
Program dimulai di Jepang, selama 6 minggu yang diistilahkan Japan Module 1.
Di antara fitur khas di tahapan ini adalah mata kuliah bernamaKnowledge Management.
Ini sangat ‘berbau’ Jepang yang sangat mengandalkan penguasaan dan berbagi pengetahuan untuk menjadi negara maju.
Baca: BMKG Makassar: Gowa Rawan Petir dan Kilat Disertai Angin Kencang
Kami diperkenalkan dengan konsep berbagi pengetahuan yang dirangkum dengan istilah SECI (Socializing – Externalization – Combination – Internalization) model.
Mata kuliah lain yang mungkin tidak ditemui di system pendidikan di Indonesia adalah Concept Creation.
Intinya mengajarkan bagaimana orang Jepang menggunakan kegiatan kongkow-kongkow secara serius tapi santai (diistilahkan Y-gaya, dibaca way gaya) untuk menghasilkan ide-ide produk atau jasa yang inovatif.
Konsep ini sudah terbukti secara nyata di perusahaan-perusahaan Jepang seperti di Honda atau Sony.
Hal lain yang menarik adalah refleksi harian yang wajib dilakukan oleh semua peserta setiap pagi sebelum kursus dimulai.
Kami, setiap peserta, diminta mengemukakan apa kesan dan pelajaran yang didapatkan dari materi kursus sehari sebelumnya.
Baca: Cuaca Ekstrem dan Angin Kencang, Begini Imbauan BPBD Gowa
Ini salah satu cara untuk membuat peserta untuk fokus dan mencatat hal-hal penting dan menarik dari setiap materi kursus yang diberikan.Yang juga berkesan adalah diskusi antar peserta.
Khususnya antara peserta dari luar Jepang, yang semuanya mendapat beasiswa setelah melalui seleksi ketat dan kompleks.
Kami secara merata dipilih dengan dengan pertimbangan kapabilitas dan karakter kepempinan dan pencapaian di dunia kerja yang mengesankan.
Konsekuensinya, diskusi kami menjadi sangat menarik, penuh dengan adu pandangan yang logis dari cara pandang yang berbeda.
Dari peserta dari Australia dengan cara pandang yang sangat logis khas negara barat sampai peserta Vietnam yang masih kental dengan pertimbangan budaya timur. (*)