Ini Alasan Rocky Gerung Acungkan 1 Jari Bersama Boni Hargens, Pendukung Prabowo-Sandi Sempat 'Lemes'
Pengamat politik Rocky Gerung memberikan klarifikasi terkait foto dirinya bersama pengamat politik Boni Hargens.
Rocky pun ternyata punya alasannya.
Menurutnya ia tak pernah diminta berbicara di markas pasangan Jokowi-maruf.
"Jadi pertanyaanya adalah kenapa saya tak pernah diundang ke situ (markas Jokowi)? Jawabannya adalah otak ketemu otak," katanya.
Berikut video lengkapnya:
Alasan tak kritik Prabowo
Rocky Gerung akhirnya angkat bicara alasannya selalu mengeritik Jokowi dan tidak pernah mengeritik Prabowo Subianto.
Jokowi dan Prabowo Subianto adalah kontestan Pilpres 2019.
Rocky Gerung menyebut dirinya tak punya alasan 'menyerang' Prabowo Subianto dan lebih sering menyindir kebijakan Jokowi.
Ada alasan kenapa pengamat politik Rocky Gerung enggan mengkritik calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Menurut dia, Prabowo Subianto tak memiliki prestasi sehingga tak ada alasan untuk dikritik.
Baca: Bocor! ini Isi DM Instagram Pacar Vanessa Angel Usai Sang Kekasih Jadi Tersangka Prostitusi Online
Baca: Tak Hanya Main, Vanessa Angel (VA) Juga Sebar Foto & Video Panasnya ke Calon Pelanggan
Baca: Pilih Nissa Sabyan atau Agnez Mo? ini Hasil Sementara Polling Twitter Sudjiwo Tedjo
Baca: Baju Putih Agnez Mo Saat Vlog Bareng Presiden Jadi Perbincangan, Jangan Kaget Tahu Harganya
Baca: Foto 3 Saudara Prabowo Subianto yang Hebat, tapi Kurang Terkenal, Kekayaan Adiknya Rp 11,9 T
Rocky Gerung pun lebih memilih untuk mengkritik capres nomor urut 01 Joko Widodo.
Rocky Gerung mendapat kesempatan berbicara di Indonesia Lawters Club (ILC) yang mengangkat tema pasca Reuni 212.
Ia sempat menyayangkan sejumlah media massa terkesan enggan memberitakan Reuni 212.
Padahal, menurut Rocky Gerung Reuni 212 menjadi satu momen.

"Kita diingatkan bahwa Reuni 212 itu sesuatu yang memang sebut saja momennya memang 2016, tapi kemudian dia menjadi monumen dipindah dari momen menjadi monumen," kata Rocky Gerung di ILC pasca Reuni 212
Bahkan Rocky Gerung juga menyebut Reuni 212 jadi satu momentum reuni akal sehat.
"Itu soalnya, karena itu saya sebut bahwa 212 itu lepas dari segala macam interpretasi, itu adalah satu reuni akal sehat. Kalau bukan karena akal sehat, itu ada orang iseng ngasih komando, selesai itu istana di depan, berantakan itu Jakarta."
"Jadi ada kepemimpinan intelektual, ketertiban orang percaya bahwa ide bisa menghasilkan perubahan, ide itu diperlihatkan oleh jumlah, ide yang menjadi jumlah dia berubah dari kuantitas menjadi kualitas," ujar Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung dengan kualitas Reuni 212 sepatutnya sudah tak ada lagi perdebatan mengenai jumlah massa yang datang.
Karena masyarakat cenderung mengingat kualitas acara dibanding jumlah.
Rocky Gerung menambahkan, apabila Reuni 212 tak perlu, begitu juga dengan perayaan kemerdekaan 17 Agustus.
"Lucunya orang berhitung tentang jumlah, orang ribut kan. Jadi ngapain bicara jumlah kalau dia sudah menjadi kualitas, tentang protes ketidakadilan, soal agama di situ dengan sendirinya, kalau satu kali reuni ya sudah, kalau begitu jangan rayakan 17 Agustus, kan Belanda udah pergi kan. Coba otaknya dibikin agak waras," kata Rocky Gerung.
Pengamat politik Boni Hargens menginterupsi pernyataan Rocky Gerung.
Boni tak sependapat bila Rocky Gerung menyamakan Reuni 212 dengan fenomena Martin Luther King.
"Siapa yang ditindas di sana, siapa yang menindas umat Islam?" tanya Boni Hargens.
Belum selesai bicara, pernyataan Boni dipotong oleh Karni Ilyas.
"Boni jadi saya ingatkan yah, ketika anda ngomong cicak pun tidak interupsi, setiap orang ngomong anda interupsi," kata Karni Ilyas.
Rocky Gerung kemudian kembali melanjutkan argumennya.
Rocky Gerung lantas bicara soal tudingan Reuni 212 yang dipolitisir.
"Politisi itu Presiden Jokowi bagi-bagi sertifikat, kan bisa oleh dirjen," kata Rocky Gerung.
Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago kembali menginterupsi pernyataan Rocky Gerung.
"Rocky Gerung ini ngomong Alquran fiksi aja ga ada yang protes, mana mungkin kitab suci agama Islam adalah fiksi bisa dipercaya. Jangan dipercaya omongannya," kata Irma Suryani Shaniago.
"Saya dulu bilang kitab suci bukan Alquran, ini kedunguan kedua nih," timpal Rocky Gerung
Rocky Gerung mengatakan mestinya masyarakat tak perlu cemas terhadap politik.
Belum selesai bicara, Boni Hargens sudah menginterupsi lagi.
Boni Hargens tak sependapat dengan pernyataan Rocky Gerung yang mengatakan bahwa insting petahana mencuri star kampanye.
"Memang hukum mengadili insting?" kata Boni Hargens.
Pernyataan Boni Hargens ditanggapi oleh Karni Ilyas dan Dedi Gumelar atau Miing.
"Masa ada pengamat berdebat?" kata Dedi Gumelar.
"Anda terlalu jauh, kalau semua omongan orang Anda bantah itu Anda bukan pengamat," kata Karni Ilyas.
Irma Suryani Chaniago lantas menyanggah bahwa mestinya Reuni 212 sudah tak perlu lagi dibahas.
Hanya patut memberi apresiasi kepada pihak-pihak yang berhasil menjalankan, juga mengamankan Reuni 212
Rocky Gerung kemudian diminta Karni Ilyas untuk melanjutkan argumentasinya.
Ia menuturkan alasannya memposisikan diri sebagai pihak yang netral.
"Kalau saya tidak netral, karena saya tidak mengkritik Prabowo, saudara sendiri bilang Prabowo tidak punya prestasi, ngapain saya kritik orang yang tidak punya prestasi, " kata Rocky Gerung.
"Yang saya kritik itu adalah orang yang mengklaim prestasi orang. Tuh, Pak Jokowi banyak klaim prestasi orang makanya saya harus kritik, kan masuk akalnya gitu," kata Rocky Gerung di ILC pasca Reuni 212.(*)
Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:
Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com