Makin Perkasa Atas Uang Amerika, Rupiah di Level Rp 13.990 Per Dollar AS! Ini Analisis Pengamat?
"Karena ekspektasi kenaikan bunga The Fed yang lebih longgar karena komentar terakhir dari gubernur The Fed yang dovish," lanjutnya.
"Bila penarikan likuiditas dari sistem keuangan dilakukan terlalu cepat maka dapat menimbulkan keketatan dollar di seluruh dunia," jelas Nanang.
Meski kondisi ekonomi AS semakin solid, namun diperkirakan tidak akan tetap kuat menahan pelemahan ekonomi global bila ekonomi Eropa, Jepang, dan China semakin kehilangan tenaga.
Industri AS Melemah
Memang data ekonomi AS terakhir masih menunjukkan kondisi yang solid. Namun, sektor industrinya mulai melemah, terindikasi dari penurunan indeks Purchasing Manager Index (PMI) dan ISM (Institute of Supply Management).
"Bahkan berbagai indikator manufaktur di Eropa dan China semakin menunjukkan kemerosotan sebagai indikasi perang dagang mulai menimbulkan efek negatif," jelas dia.
Baca: Viral Oknum Atasnamakan Suporter PSM Ikut Deklarasi Dukung Paslon Presiden, Ini Reaksi Suporter KVS
Baca: Sistem Baru Bikin Semrawut, Kadis Dukcapil Makassar: Masyarakat Sempat tak Mau Antre
Sentimen positif dari kesepakatan perang dagang, perubahan sikap The Fed, dan berbagai perkembangan data ekonomi tersebut mendorong terjadinya pelemahan nilai tukar dollar AS secara menyeluruh, penguatan indeks saham global dan kenaikan yield US Treasury.
BI tetap memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat, dan mengawal penguatan tersebut termasuk dengan membuka lelang Domestic Non-deliverable Forward (DNDF) dan dilanjutkan dengan intervensi bilateral melalui delapan broker secara firm.
Meningkatnya aktivitas BI di pasar DNDF, selain untuk memastikan kurs offshoreNDF terkendali, juga sebagai dukungan penun bagi berkembangnya pasar DNDF agar lebih likuid dan efisien.
Sudah terdapat 13 bank yang aktif di pasar interbank DNDF, sejumlah investor asing bertransaksi untuk hedging investasi di saham, dan sejumlah korporasi termasuk satu BUMN sudah melakukan transaksi. Selain dalam dollar AS, transaksi DNDF nasabah juga sudah ada yang melakukan dalam yen dan euro.
"Bila transaksi DNDF ini terus berkembang dan banyak digunakan untuk hedging makan akan membantu men-smoothing pembelian valas di dalam negeri, sehingga rupiah bisa lebih stabil," pungkas Nanang. (*)
Tulisan ini telah terbit di Kontan.co.id dengan judul Rupiah makin perkasa di level Rp 14.084 per dollar AS