Diresmikan Sejak 2015, Begini Kondisi Keran Air Siap Minum PDAM, Warganet: Untuk Apa Dipasang?
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mulai menyediakan Keran Air Siap Minum atau KASM di Taman Macan sejak 2015 lalu.
Dalam setahun, wanita kelahiran Makassar, 16 Juli 1971 tersebut pulang ke Makassar. Setidaknya tiga kali dalam setahun untuk mengurusi 'project kemanusiaan'nya tersebut bersama Riri Riza.
"Akar saya di Makassar, saya anak Makassar dan saya pulang untuk berbakti untuk Makassar. Saya pulang mengurusi project kemanusiaan ini,"kata Lily kepada Tribun beberapa waktu lalu.
Bagi mantan jurnalis Kompas ini, MIWF maupun project Rumata' lain ibarat pesta literasi, seni dan budaya untuk 'warga biasa'.
Menurutnya, kenyamanan dan layanan-layanan khusus kebanyakan bukanlah milik 'warga biasa'. Dia hanya bisa diakses oleh kalangan elite, baik penguasa, pejabat maupun pemilik modal.
Di mana, masyarakat bisa berada ditengah-tengah percakapan-percakapan intelektual, lintas bangsa dan budaya terjadi, serta dapat diakses seluruh lapisan masyarakat dan tak ada pembedaan.
"Saya kira penting ada masa yang kita kerjakan bersama-sama sebagai warga biasa yang membuat kita bangga sebagai orang biasa karena itu perasaan yang jarang ada di Indonesia,"kata penulis Family Room tersebut.
Lily mengaku kini mulai melihat Makassar dari perspektif masa depan. Setiap kali pulang ke Makassar, tak ada waktu baginya bernostalgia. Ia harus bertemu sejumlah anak muda Makassar dan membicarakan apa yang akan mereka lakukan untuk Makassar.
"Kami sadar Makassar memiliki punya segudang masalah, tapi kami adalah bagian kecil dari kota ini yang ingin memberi jawaban atas masalah tersebut dan membawa dampak paling tidak untuk orang di sekitar kita,"tambahnya.
Ia pun menginginkan anak muda Makassar bangga sebagai orang biasa yang berdaya, memiliki etos kerja, dan kepekaan terhadap urusan-urusan kemanusiaan, serta menjadi bagian dari pembangunan kemanusian itu sendiri. Mimpi inilah yang senantiasa membuatnya ingin pulang ke Makassar.
Menurutnya, jika semangat dan harapan tersebut bisa ditularkan ke ke anak-anak muda Makassar yang menjadi volunteer di MIWF ataupun project Rumata' lainnya, tentunya mereka akan mampu menciptakan pengalaman ber-Makassar yang berbeda.
"Saya sama Riri selalu bilang, kita harus pulang ke Makassar. Kita harus pulang dengan peran, tapi peran itu berbeda karena banyak teman saya pulang untuk berusaha, membangun karier politik atau hanya sekadar bernostalgia,"ujar ibu satu anak ini.
Lily ingin pulang sebagai orang biasa yang berdaya, mempersembahkan karya untuk Makassar, yakni sebuah rumah budaya, sebuah tempat yang mampu memberikan identitas baru bagi Makassar. Tidak hanya sebagai kota yang penuh konflik seperti yang tergambarkan dalam framing media, melainkan sebuah indentitas kultur bagi Makassar.
"Kami persembahkan satu rumah budaya dan kita tidak punya interest apa-apa. Jadi bukan saya ingin jadi apa, Riri ingin jadi apa. Karena kami percaya, kalau kita mampu, kita harus berkontribusi untuk Makassar dan ini sudah enam tahun berjalan,"jelasnya.(*)
Baca: Pakai Kartu Kredit dan Debit BCA Beli 1 dapat 1 Tiket di BWP
Baca: VIDEO: Suasana Persiapan Acara Adat Nikahan Putra Bungsu Gubernur Sulsel
Baca: Lady Gaga Menangkan Nominasi Best Original Song di Golden Globe 2019
Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:
