Gereja Masehi Injil Indonesia Sidodadi Polman SUlbar, Eksis Sejak Masa Kolonial Belanda
Saat itu tengah berlangsung program transmigrasi warga Jawa ke Wonomulyo, Sulbar.
Penulis: edyatma jawi | Editor: Arif Fuddin Usman
Laporan Wartawan Tribun Timur, Edyatma Jawi
TRIBUNPOLMAN.COM, POLMAN - Gereja Masehi Injil Indonesia (GMII) Sidodadi merupakan salah satu gereja tertua di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar).
Gereja yang terletak di Jl Tabri Nomor 67 Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo, Polman ini didirikan sejak masa kolonial Belanda, Tahun 1937.
Saat itu tengah berlangsung program transmigrasi warga Jawa ke Wonomulyo, Sulbar.
Baca: Besok, Cawapres Sandiaga Uno Temui Warga di Pelosok Kabupaten Bone! Di Sini Lokasinya?
Baca: Rizky Febian Ungkap Dirinya Sering Dicurangi dan Diperlakukan Tak Adil Sejak Kecil
Saat ini gereja GMII Sidodadi dipimpin oleh pendeta Siswanto. Ia telah menjadi pendeta di gereja ini sejak 34 tahun lalu.
Siswanto menjelaskan, awalnya GMII Sidodadi hanya berupa bangunan rumah panggung terbuat dari kayu.
Berdinding papan yang disumbangkan dari jemaat dan warga sekitar Sidodadi.
Bahkan warga dari daerah lain seperti Desa Sidorejo, Bumi Ayu, Banua Baru dan Campurejo juga ikut membantu pembangunan gereja ini.
Seiring makin bertambahnya jemaat, pada tahun 1960 gereja ini direnovasi.
Jemaat dan pemerintah Kabupaten Polman bersinergi membangun gereja ini jadi permanen.
Namun di tahun 1969, gempa bumi dahsyat mengguncang Sulbar.
Gereja ini ikut terdampak. Dindingnya roboh dan beberapa bagian retak.
Baca: Wanita Ini Awalnya Divonis Meninggal saat Hamil, Sehari Kemudian Nangis & Minta Tolong dari Makamnya
Baca: Ini Harapan Direktur Operasional Perusda Terminal Regional Daya Rizal Asjahad Rahman di Tahun 2019
Pengurus GMII Sidodadi lalu membangun kembali gereja ini.
Siswanto mengatakan, jemaat GMII Sidodadi berjumlah lebih dari 200 orang. Paling banyak berasal dari Kecamatan Wonomulyo.
Adapula yang berasal dari Kecamatan Mapilli, Tapango, Luyo, Bulo dan Tutar.