Trik 'Penyamaran' Kelompok Bersenjata di Papua Pimpinan Egianus Kogoya Sehingga Sulit Dibasmi
Para pelaku pembunuhan terhadap 19 pekerja proyek jembatan di Nduga, Papua, bersembunyi di hutan-hutan, dan masih terus dikeja
Kemudian sekitar 50 orang mendatangi Kamp PT Istaka Karya dan dengan todongan senjata mereka mengikat tangan seluruh karyawan.
Lalu mereka menggiring para karyawan keluar dan berjalan menuju kali Karunggame.
Keesokan harinya, 2 Desember, masih menurut jubir Kodam Cendrawasih, mereka ditembaki.
Sebagian meninggal di tempat sebagian lagi pura-pura mati terkapar.
Orang-orang bersenjata itu melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo, lalu 11 orang karyawan yang pura-pura mati berusaha melarikan diri, namun dikejar.
Lima orang tertangkap dan dibacok hingga tewas di tempat. Adapun, enam orang berhasil melarikan diri.
Disebutkan, kelompok bersenjata itu kemudian juga menyerang sebuah pos tentara dan menewaskan seorang prajurit.
Berapa korban sebenarnya?
Awalnya disebutkan sebanyak 31 orang tewas. Itu berdasarkan laporan awal dari pendeta Wilhelmus Kogoya dari gereja distrik Yigi.
Ini jumlah yang disebut dalam pernyataan awal berbagai pihak berwenang: polisi, Kodam Cendrawasih, hingga Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Namun dalam perkembangannya, polisi dan tentara menyebut, yang sudah dipastikan tewas adalah 20 orang, terdiri dari 19 karyawan, dan satu tentara.
"Itu berdasarkan penuturan dan kesaksian Johny Aritonang, korban yang berhasil melarikan diri," kata Kapendam Cendrawasih Muhammad Aidi.
Adapun angka 31 tewas, kata Muhammad Aidi, berdasarkan kabar pertama melalui radio dari seorang pendeta, yang masih belum bisa diklarifikasi lebih jauh.
Betapa pun, angka 31 korban tewas pun belum diralat secara pasti, karena medan yang begitu sulit di Nduga, membuat verifikasi berjalan lambat dan pelik.
Siapa pelakunya?