6 Fakta Egianus Kogoya, Bos Pembantai 31 Pekerja Trans Papua, Pernah Bunuh Tentara hingga Sekap Guru
Sosok Egianus Kogoya tidak lepas dari KKB, karena dia merupakan sosok yang bertentangan secara politik dengan NKRI.
6 Fakta Egianus Kogoya, Bos Pembantai 31 Pekerja Trans Papua, Pernah Bunuh Tentara hingga Sekap Guru
TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Egianus Kogoya memang sudah tidak asing bagi kalangan TNI - Polri di Papua.
Sosok Egianus Kogoya tidak lepas dari KKB, karena dia merupakan sosok yang bertentangan secara politik dengan NKRI.
Sebanyak 25 pekerja di Nduga, Papua dibantai secara brutal dengan senjata api. Berdasarkan update terbaru, setidaknya ada 19 orang yang tewas, 6 orang mencoba kabur namun hanya 4 orang yang berhasil diselamatkan petugas, sedangkan 2 orang lagi belum diketahui keberadaannya.
Tribunnews merangkum dari beberapa sumber, Rabu (5/12/2018) inilah sosok Egianus Kogoya yang masuk dalam raport merah pihak keamanan TNI - Polri Indnesia.
1. Membunuh anggota TNI
Akibat aksi pembunuhan puluhan pekerja di Nduga, 150 orang personil diturunkan untuk mengejar Egianus Kogoya, namun Egianus Kogoya berhasil membunuh 1 orang personel TNI di Nduga.
2. Menembaki pesawat
Egianus Kogoya pernah menembaki pesawat yang mendarat di Nduga, Papua.
Pilot Trigana Air terluka, empat orang tewas terdiri dari dua orang anak dan kedua orang tuanya.
Dua orang juga terluka akibat insiden tersebut.
3. Menyekap guru
Kelompok yang diketuai Egianus Kogoya pernah menyekap 15 guru dan tegana medis pada awal Oktober di Kecamatan Mependuma, Nduga.
4. Menyerang Pos TNI
Kelompok Egianus Kogoya pernah menyerang pos TNI Mbua Kabupaten Nduga yang jaraknya 2 jam berjalan kaki dari Yigi, lokasi pembantaian 31 pekerja pembangunan jembatan.
Akibat penyerangan tersebut, satu anggota TNI dari Yonif 755 Kostrad dilaporkan tewas.
"Jadi kemarin mereka juga menyerang pos TNI dan satu orang prajurit kita gugur dan satu luka-luka," ujar Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf Dax Sianturi melansir dari Kompas.com.
5. Memiliki 20-25 senjata api standar militer hasil rampasan dari anggota TNI - Polri
Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf Dax Sianturi mengatakan bahwa mereka memiliki senjata api standar militer.
Ia juga menjelaskan, setidaknya kelompok ini memiliki 20 hingga 25 senjata api berstandar militer yang diduga hasil rampasan dari anggota TNI dan Polri yang mereka ambil secara paksa.
“Sampai sejauh ini, kita terus berupaya untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok ini. Hanya saja mereka sampai sejauh ini belum bisa kita tangkap,” lugasnya.
6. Membantai Puluhan Pekerja Proyek
Terakhir Egianus Kogoya membunuh puluhan pekerja Jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Mereka dibunuh akibat ada salah satu pekerja yang mengambil foto saat perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian.
Pengakuan Korban Selamat
Jimmi Aritonang merupakan salah satu pekerja PT Istaka Karya yang berhasil selamat dari pembunuhan oleh KKB atau Kelompok Kriminal Bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua.
Jimmi telah dievakuasi dari Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, menuju ke Wamena, Ibukota Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Jimmi adalah salah satu dari puluhan Pekerja Trans Papua, pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga yang dikabarkan tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
UPDATE 113 Instansi Umumkan Hasil SKD CPNS 2018 Ikut SKB, Cek Nomor & Namamu di Link Resmi, Lolos?
Lowongan Kerja Indofood Group Besar-besaran, Dicari Lulusan S1 Semua Jurusan, Daftar Online di Sini!
Lowongan Kerja Lulusan SMA D3 & S1 - Konimex Cari Karyawan untuk Banyak Posisi, Segera Daftar Online
Najwa Shihab Biasanya Garang, Dia Kaget Sampai Rusak Barang Milik Cewek Cantik Ini
Dari keterangan Jimmi kepada aparat penegak hukum, pada tanggal 1 Desember 2018 seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja karena pada hari itu.
Mereka libur karena ada upacara peringatan yang diklaim sebagai HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNOPM).
Upacara tersebut dilaksanakan kelompok KKB dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi menceritakan kembali keterangan yang diproleh dari Jimmi kepada Kompas.com, Rabu (5/12/2018).
"Sekira pukul 15.00 WIT, kelompok KKB mendatangai Kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan berjumlah 25 orang keluar, selanjutnya digiring menuju kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat dan dikawal sekitar 50 orang KKB bersenjata campuran standar militer,” ungkapnya.
Kemudian, pada tanggal 2 Desember 2018, seluruh pekerja dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo. Di tengah jalan mereka dipaksa berbaris dengan formasi 5 saf dalam keadaan jalan jongkok.
“Tidak lama kemudian para KKB dalam suasana kegirangan menari-nari sambil meneriakkan suara hutan khas pedalaman Papua. Mereka kemudian secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat dan sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah,” ungkap Aidi, sebagaimana disampaikan Jimmi.
Setelah itu KKB meninggalkan para korban dan melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.
Di tempat itu, ada 11 orang karyawan yang pura-pura mati dan kemudian berusaha bangkit kembali untuk melarikan diri.
“Namun malangnya, mereka terlihat oleh KKB sehingga mereka dikejar. 5 orang tertangkap dan dibunuh oleh KKB (meninggal di tempat), 6 orang berhasil melarikan diri ke arah Mbua. 2 orang diantaranya belum ditemukan sedangkan 4 orang diantaranya, termasuk saksi Jimmy Aritonang, selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua,” ungkapnya.
UPDATE 113 Instansi Umumkan Hasil SKD CPNS 2018 Ikut SKB, Cek Nomor & Namamu di Link Resmi, Lolos?
Lowongan Kerja Indofood Group Besar-besaran, Dicari Lulusan S1 Semua Jurusan, Daftar Online di Sini!
Lowongan Kerja Lulusan SMA D3 & S1 - Konimex Cari Karyawan untuk Banyak Posisi, Segera Daftar Online
Najwa Shihab Biasanya Garang, Dia Kaget Sampai Rusak Barang Milik Cewek Cantik Ini
Penyerangan pos TNI
Tak sampai di situ, kata Aidi, pada tanggal 3 Desember sekitar pukul 05.00 WIT Pos TNI 755/Yalet, tempat Jimmi bersama temannya diamankan diserang oleh KKB bersenjata standar militer campuran panah dan tombak.
“Rupanya mereka tetap melakukan pengejaran. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah Pos sehingga salah seorang anggota Yonif 755/Yalet, Serda Handoko membuka jendela, lalu ditembak dan meninggal dunia,”
“Saat itu anggota di pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari jam 05.00 WIT hingga 21.00 WIT. Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada 4 Desember sekitar pukul 01.00 WIT, Danpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan. Saat itulah salah seorang anggota, Pratu Sugeng, tertembak di lengan,” ujar Aidi.
Akan tetapi, ia menegaskan sejak tanggal 4 Desember 2018 pukul 07.00 WIT Satgas gabungan TNI-Polri berhasil menduduki Mbua dan melaksanakan penyelamatan serta dilakukan evakuasi terhadap korban.
“Jadi, kalau mendengar keterangan saksi korban yang masih hidup (Jimmi), jumlah korban yang dipastikan meninggal dunia dibantai oleh KKB di lereng bukit puncak Kabo adalah 19 orang,” pungkasnya. (*)