Sudah Antre 2 Jam di RS Salewangang, Pasien Ini Malah Tapi Disuruh Pulang
Seorang warga Maros, Sutri Utami mengeluhkan layanan medis RSUD Salewangang, setelah ibu kandungnya, Razmawati tidak dilayani pada Jumat 30 November
Penulis: Ansar | Editor: Waode Nurmin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Seorang warga, Sutri Utami mengeluhkan layanan medis RSUD Salewangang, setelah ibu kandungnya, Razmawati tidak dilayani pada Jumat 30 November lalu.
Sutri mengaku kecewa setelah menunggu selama dua jam. Namun tiba-tiba disuruh pulang oleh petugas lantaran dokternya sudah pulang.
Baca: Kabin Pesawat Garuda Dikabarkan Berasap Saat Baru 5 Menit Terbang, Ini Penjelasan Pihak Maskapai
Baca: PAN Makassar Protes Orang Gila Bisa Memilih
Satri mengatakan, ia mengantar ibu kandungnya ke RSUD Salewangang, untuk mengikuti terapi, akibat penyakit yang dideritanya.
Saat itu, Satri dan ibunya tiba di RSUD Salewangang sebelum pukul 9.00 wita. Mereka mengambil nomor antrean dan mengantre.
Namun saat gilirannya untuk diterapi, dia malah diminta untuk pulang oleh petugas loket. Alasannya, ada pemberitahuan dari petugas terapi.
"Jelas kami sangat dirugikan. Sudah mengantre dua jam, tapi tidak dilayani. Kami dipanggil, tapi hanya untuk diminta pulang. Makanya kami merasa kaget dan kecewa," katanya.
Pelayanan tidak maksimal tersebut, merupakan kali kedua dialami oleh Satri. Sebelumnya, Satri diminta pulang dengan alasan sistem online rumah sakit sedang bermasalah.
Saat itu, Satri menerima saat diminta pulang. Padahal, saat itu petugas terapi diduga berbohong. Petugas yang menangani sistem prosedur online, malah mengaku tidak ada masalah.
Satri kemudian komplain, namun ia diminta mengirim pesan pengaduan ke nomor ponsel yang tersedia.
"Tapi saya tidak kirim SMS. Saya fikir itu tdak efektif. Kebetulan saya bertemu
teman dan menceritakan apa yang saya alami. Saya diarahkan datang langsung ke tempat pengaduan," katanya.
Saat tiba di kantor RSUD Salewangang, Satri kemudian menyampaikan keluhannya. Selanjutnya petugas aduan menelepon petugas loket.
Tidak lama kemudian, Satri ditinggal sendirian ruang pengaduan. Kemudian muncul lagi petugas lainnya dan mempertanyakan keperluan Satri.
"Setelah saya jelaskan, petugas itu meminta saya ke ruang Humas. Saya kemudian mengikuti petunjuk. Tapi masih saja tidak ada solusi," katanya.
Petugas Humas malah menyalahkan petugas bagian loket. Padahal, Satri hanya mencari solusi atas kasus yang dialaminya.
Sutri melanjutkan, selama empat bulan berobat, ibunya sudah memiliki Surat Eligibilitas Peserta (SEP) yang menjadi syarat.
"Kami juga sudah punya SEP. Itu persyaratan supaya ibu bisa diterapi. Memang sekarang, aturannya sudah berbeda. Kami diwajibkan menggunakan rujukan online sejak 1 November," katanya.
Seharusnya pihak rumah sakit tidak mencari kesalahan pasien. Tim medis wajib memberikan pelayanan maksimal dan nyaman kepada pasien.
Keluarga pasien lainnya, Herman juga mengeluhkan layanan medis RSUD Salewangang. Selasa lalu, Herman mengantar keluarganya ke UGD Salewangamg karena sakit perut.
Hanya saja, selama berada di UGD pasien hanya diinfus oleh perawat saja. Tidak satupun dokter yang muncul atau memeriksa keseharan pasien.
Melihat kondisi tersebut, Herman terpaksa mengeluarkan keluarganya dan membawanya ke RSUD Salewangang.
"Masa tidak ada dokter datang memeriksa. Saya cari dokter di ruang Poli, tidak ada dokter. Makanya saya suruh keluar dan membawanya ke Makassar," katanya.
Saat tiba di Makassar, pasien langsung dioperasi lantaran dinilai sudah mulai kritis. Jika tidak segera ditangani, nyawa pasien terancam.
Baca: Beli Mobil dapat FreeGo di Trans Autovaganza
Baca: Jaksa Tak Mampu Hadirkan Saksi, Bos Abu Tours dan Istrinya Dipulankan Tanpa Sidang
Dia berharap, Pemkab Maros membenahi pelayanan RSUD Salewangang, yang tidak becus.
Belum ada konfirmasi dari pihak RSUD Salewangang saat berita ini diturunkan.
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami: