Hotel Marante Toraja, Diresmikan Soeharto 25 Tahun Lalu, Diusulkan Bupati Jadi Kantor Pemda Torut
Konstruksi hotel ini dibangun awal dekade 1990, di masa pemerintahan Orde Baru menggalakkan kunjungan wisata nasional, Visit Indonesian Years 1991.
Penulis: Risnawati M | Editor: Thamzil Thahir
TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Pemerintah Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Kamis (29/11/2018), resmi mengajukan usulan pembelian aset Hotel Marante Highland Resort Toraja di Kampung Tongkonan Tondon, Jl Poros Rantepao-Palopo, Kilometer 4, Toraja Utara.
Bupati Toraja Utara Kalatiku Paembonan mengusulkan pembelian hotel berusia 25 tahun itu, untuk dijadikan sebagai perkantoran pemda, gabungan dinas dan organisasi perangkat daerah (OPD) kabupaten berpenduduk 226.998 jiwa dengan kepadatan188,25 jiwa/km².
Rapat Paripurna DPRD Toraja Utara, juga mengusulkan eks resort 60 kamar itu, sekaligus diubah jadi Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Dari enam fraksi di DPRD; Hanura, Nasdem, Demokrat, PDI Perjuangan, Golkar dan Gerindra, hanya Fraksi Nasdem yang menolak rencana pembelian hotel di Kecamatan Tondon itu.
Baca: Tour Guide Toraja Utara Sarankan Pemda Tidak Buat Banyak Event di Bulan Desember
Hingga Jumat (30/11/2018), Bupati Kalatiku bersikukuh melanjutkan rencananya.
Dia mengaku sudah membentuk tim appraisal (peninjau dan panaksir) serta tim ahli untuk melihat detail kelaikan konstruksi hotel yang diresmikan Presiden Soeharto, 25 tahun silam.

Konstruksi hotel ini dibangun awal dekade 1990, di masa pemerintahan Orde Baru menggalakkan kunjungan wisata nasional, Visit Indonesian Years 1991.
Penguasa Orde Baru Presiden Soeharto, baru meresmikan penggunaan hotel dengan konsep resort itu, tepatnya tanggal 29 September 1993.
Catatan sejarah ini, tercantum di batu prasasti hotel yang berjarak sekitar 400 m dari Kampung Tongkonan Tua Tondon, Desa Tondok Batu, Kecamatan Tondon, Toraja Utara.
Bukan di Tana Toraja, seremoni peresmian dan penanda-tanganan prasastinya dipusatkan di Kota Parepare, kota berjarak 165 km sebelah selatan Toraja.

Di dekade itu, Toraja Utara belum menjadi kabupaten sendiri, Toraja Utara memisahkan diri dari Tana Toraja, dan jadi kabupaten mandiri, 10 tahun lalu, 26 November 2008.
Di era 1990-an hingga awal dekade 2000-an, seperti dua hotel berkonsep resort; Misiliana dan Heritage, hotel Marante juga jadi penginapan berbintang yang ramai dikunjungi turis.

Namun dalam satu dekade, terakhir hotel ini bukan lagi pilihan utama.
Tingkat okupansi tamunya terus merosot. Bahkan dari pantauan Tribun, separuh dekade terakhir, hotel ini lebih sepi.
Sejatinya, hotel ini representatif. Lokasinya berhadapan langsung dengan pemukiman tradisional Toraja, Tongkonan Tondon dan Marante. Hotel ini menyimpan banyak kenangan turis Eropa dan domestik dari pulau Jawa.
Sejatinya, pemerintahan Kalatiku sudah mengemukakan niat melego hotel ini, sejak Agustus 2018 lalu.