Anda Cari Pakan Induk Udang Windu? BRPBAP3 Maros Mulai Pasarkan, Pertama Ada di Indonesia!
Ketua kelompok peneliti Nutrisi dan Teknologi Pakan BPRBAP3 Maros, Usman dan Plt Kepala BPRBAP3 Maros, Indra Jaya Asaad saat berada di ruang kerjanya.
Penulis: Ansar | Editor: Arif Fuddin Usman
lihat foto
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BPRBAP3) Maros menyiapkan pakan induk udang windu dan kepiting bakau, untuk dipasarkan.
Ketua kelompok peneliti Nutrisi dan Teknologi Pakan BPRBAP3 Maros, Usman mengatakan, pakan tersebut merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir.
Baca: BRPBAP3 Maros Kumpul Penyuluh Perikanan dari 3 Provinsi, Ini Tujuannya
Baca: Prediksi Juventus Vs Manchester United: Ketua FPBTI Maros Andalkan Ronaldo Cetak Gol untuk Juventus
"Kami lakukan penelitian pakan sejak sejak 2012 lalu. Hasilnya sudah ada. Pakan itu sudah siap dipasarkan. Untuk pakan kepiting bakau, penelitiannya itu dilakukan sejak 2015 lalu," katanya, Rabu (7/11/2018).
Usman menyampaikam, penelitian tentang pakan tersebut dilakukan sebagai bentuk perhatian BPRBAP3 terhadap lingkungan.
Selama ini, indukan yang digunakan para penambak berasal dari alam yang notabenenya berkurang setiap saat.
"Sudah ada formulasi pakan udang windu fase prematurasi. Ini sebagai alternatif pengganti induk udang windu dari alam yang semakin berkurang," kata Usman.
Harga pakan induk udang windu impor dibanderol dengan harga mulai Rp 380 ribu sampai Rp 400 ribu per kilogram.
Baca: VIDEO: Polda Sulsel Ancam Akun Medsos Penyebar Hoaks
Baca: VIDEO : Polres Luwu Utara Gelar Lomba Perahu Bala-bala
Selain itu, pihaknya juga menyediakam formulasi pakan pendederan kepiting bakau yang siap digunakan dan dikembangkan.
Pakan kepiting dibanderol Rp 35.000 per kilogram.
Pakan tersebut merupakan yang pertamakali ada di Indonesia. Harganya juga terjangkau dibanding di luar negeri yang sampai jutaan rupiah.
Sementara, Plt Kepala BPRBAP3 Maros, Indra Jaya Asaad berharap pembudidaya dapat mengadopsi untuk pembuatan pakan tersebut dengan mengandalkan bahan yang tersedia.
"Kita harap, pembudidaya dapat mengadopsi pembuatannya. Balai juga terbuka jika ada warga ingin dibina," katanya. (*)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami:
