Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Camat Perempuan Satu-satunya di Makassar, Alumnus STPDN Lahir dan SD-SMA di Soppeng

Aulia Arsyad pernah menjadi lurah di Bantaeng sebelum jadi lurah di dua kelurahan di Makassar lalu menjadi camat

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: AS Kambie
dok.tribun
Aulia Arsyad, Camat Wajo-Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aulia Arsyad SSTP MSi adalah satu-satunya camat perempuan di Kota Makassar, saat ini. Dia dilantik menjadi Camat Wajo pada Jumat, 21 September 2018 lalu.

Baca: TRIBUNWIKI: Terbaru, Inilah 14 Camat di Makassar, Hanya Satu Perempuan

Aulia adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Aulia lahir dari pasangan Arsyad Kale dan Nurhaedah di Soppeng, 1 Mei 1978.

Sejak lahir hingga SMA, Aulia tinggal di Soppeng. Dia meninggalkan kampung halamannya pada tahun 1996 untuk melanjutkan pendidikan di STPDN. Setelah lulus STPDN pada tahun 2000, Aulia ditempatkan di Kabupaten Bantaeng.

Tahun 2004, Aulia dipindahkan ke Makassar dan ditempatkan di Kecamatan Panakukang sebagai staf dan diberikan tugas mencatat permohonan KTP/KK yang masuk setiap harinya.

Lurah Rappocini
Aulia menjadi lurah di Kelurahan Malimongan Kecamatan Wajo, Makassar, saat masih berusia 32 tahun, 2010-2013. Kemudian diangkat menjadi Lurah Rappocini di Kecamatan Rappocini Makassar tahun 2013-2017.

Saat menjadi Lurah Rappocini, kiprah Aulia sudah menjadi buah bibir. Dia dikenal lurah tegas dalam soal kebersihan dan sampah.

Suatu hari, Aulia tak bisa menahan amarahnya ketika seorang penjual ikan membuang pengalas ikannya di kanal Rappocini. Tanpa berbasa-basi, anak mantan Wakil Bupati Soppeng M Arsyad Kale ini langsung menyuruh si penjual ikan keliling untuk memungut sampah yang sudah jatuh di kanal dengan bambu.

Meski terkenal galak jika menyakut masalah pelanggaran namun dia menganggap aturan mesti ditegakkan. Bahkan beberapa kali warganya memprotes dirinya yang terkenal di kalangan warga Rismaharini (Wali Kota Surabaya) versi Rappocini.

Bahkan untuk urusan kebersihan, Aulia selalu blusukan ke berbagai rumah warga dan gorong-gorong untuk turun langsung. Meski berniat baik untuk mengajak hidup sehat namun tak sedikit warga menyidirnya.

"Banyak warga bilang ‘Untuk apa dibersihkan sebentar kotor lagi’. Tapi saya selalu bersihkan, kalau kotor kita bersihkan lagi karena pekerjaan menjaga kebersihan adalah urusan kita dan masyarakat. Apalagi saat ini penyakit banyak dating dari tempat yang kotor," kata Aulia di ruang kerjanya, Kantor Kelurahan Rappocini, Senin (15/9/2015).

Keteguhannya untuk terus menggalakkan kebersihan tak lepas dari ajaran orang tuanya. Ayahnya selalu mengajarkan nilai-nilai disiplin dan berintegritas tinggi.

Nilai inilah yang dipegang alumnus Universitas Hasanuddin teguh sehingga selalu tak tenang jika melihat program pemerintah kota Makassar tak berjalan di kelurahannya.

Tak hanya untuk dirinya, staf kelurahan pun dia ajak untuk turun langsung ke got, ke jalan ataupun memanjat truk untuk membantu membersihkan area kelurahan Rappocini. Beberapa kali dirinya selalu turun ke Jl Rappocini aya untuk memunguti sampah yang berserakan. Tak ada orang yang tahu karena dirinya tak pernah menggunakan pakaian dinas.

"Pasti orang-orang heran melihat saya karena tak pakai lambing atau tanda. Saya pakai jilbab besar jadi tak kelihatan lambangnya. Yang penting orang kerja tanpa perlu perlihatkan tanda jabatan," ujarnya.

Karena Aulia selalu teringat pesan orang tuanya yang mengajarnya untuk selalu fokus untuk menyelesaikan pekerjaanya dengan benar dan baik.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved