Lagi, Warga Bone Tewas Tertimbun Material Tambang Galian C di Bukit Pallakka
Rabu (18/9/2018) petang lalu, Naco Bin Sali (75 tahun), seorang warga Desa Usa, Kecamatan Pallakka, barat Watampone, juga ditemukan meninggal
Penulis: Justang Muhammad | Editor: Thamzil Thahir
Menurut polisi, setelah korban tertimpa reruntuhan tanah, rekan korban berupaya menolong.
Mereka menggali tanah yang menimbun tubuh korban, mengevakuasi, dan mencoba membawa korban ke pusat kesehatan terdekat.
Namun, kata polisi, sebelum sampai ke rumah sakit, korban dilaporkan sudah ‘meninggal dunia”.
Dg Marala, termasuk tokoh di kampung tua di timur ibu kota kabupaten.
Saat aktivitas pertambangan tradisional di kawasan ini mulai marak tahun 2015 lalu, korban sempat memprotes aktivitas tambang yang dianggap mulai menganggu lahan perkebunan warga.
Korban beralasan, aktivitas tambang tanah timbunan/ atau urugan dan batu di lahan subur ini, menimbulkan polusi dan rawan menganggu struktur tanah perkebunan warga.
Pasalnya, lahan garapan miliknya yang letaknya berdekatan dengan usaha pertambangan konvensional mulai terkena imbas.
” sepuluh tahun saya garap lahan itu, ada tanaman pohon Jati merah dan jati putih. Sekarang lahan itu ikut juga ditambang, bahkan beberapa tanaman pohon jati saya terimbun oleh bongkahan material tambang ” kata Daeng Marala saat mengadukan aktivitas tambang itu kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM LATENRITAPPU) Syamsul, seperti dilnsir situs berita lokal Awasnews, 23 Juli 2017 lalu.

Desa Wollangi termasuk areal tambang galian C yang dikelola warga dan pengusaha lokal.
Kawasan yang ditambang adalah dinding perbukitan landai, yang oleh warga Bone dikenal dengan Bulu (bukit) Pallakka.
Belum ada konfirmasi resmi dari otoritas kabupaten, apakah aktovitas tembang semi-modern di sini legal atau sudah mendapat izin resmi dari dinas pertambangan setempat.
Sejak lima tahun terakhir, kawasan perkebunan rakyat di ketinggian 500 meter dari pemukaan laut (mdpl)
Secara terun temurun, warga setempat menjadikan Barebbo sebagai lahan perkebunan tanaman keras; dan kawasan hutan jati.
Barebbo memang diketegorikan satu dari 21 kacamatan di Bone, dengan jenis tanah glei humus. Ini adalah adalah tanah endapan dengan sifatnya ialah aluvial, dan terbentuk pada wilayah dengan tingkat curah hujan tinggi, berkisar 1500mm/tahun.
Di kawasan ini tengah dikembangkan lahan wisata alam alternatif di Bone, Puncak Battoa. LOkasinya berbatasan dengan Wollangi, Desa Cingkang, Barebbo, Bone, Sulawesi Selatan.

Baca: Ditanya Proyek TTP Wollangi, Menteri Pertanian Bilangi Wartawan Bone Kampungan