Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tugas Mereka Ternyata Sangat Mulia, tapi Siapa Sangka Jika Harus Nonton Film Panas Hingga yang Sadis

Booming melalui media sosial, ternyata melahirkan profesi baru sebagai moderator konten. Tugasnya, menyaring jutaan konten

Editor: Edi Sumardi
KOMPAS.COM
Ilustrasi konten asusila pada media sosial. 

Ia pun merasa tertekan, menyaksikan serangkaian konten negatif, mulai dari siaran bunuh diri secara langsung, pelecehan seksual kepada anak-anak, perundungan, hingga penjagalan di wilayah perang.

"Saya harus melihat video-video kekerasan anak-anak yang dilecehkan, tindakan dalam video tersebut tak bisa saya maafkan", aku pegawai wanita tadi dengan suara tercekat.

Sayangnya, ketika ia mencoba mengundurkan diri, kelapa tim tempatnya bekerja tidak mengijinkan. "Dia (kepala tim) bilang bahwa saya harus melakukannya karena itu adalah pekerjaan saya dan saya telah menandatangani kontrak," ujarnya.

Nonton pornografi 8 jam

Di dalam film tersebut, secara kasat mata, para pekerja outsourcing ini tak jauh berbeda dengan pekerja kantoran atau pegawai startup.

Namun dari cara kerjanya, mereka ibarat pemulung yang menjumput sampah digital. Misalnya saja seperti yang dialami salah satu moderator yang pernah bertugas untuk Facebook.

Ia menuturkan pernah menonton video kucing yang dipanggang di dalam microwave. Video semacam itu tentu berdampak pada psikologis para pegawai.

"Tentu saja hal itu bisa meningglakan trauma yang bisa berujung ke post-traumatic stress disorder (PTSD)", papar Riesewieck.

Sindrom dimaksud kerap dialami para veteran perang setelah kembali ke lingkungan yang normal. Kondisi itu diamini oleh salah satu psikolog asal Manila, Denise (nama samaran), yang sempat memeriksa kejiwaan dua orang moderator.

"Ada jejak memori di ingatan mereka", paparnya, dilaporkan Wired.

Beberapa pekerja keluar karena terguncang mentalnya. Mereka yang memiliki pasangan mengaku mengalami penurunan hubungan intim dengan pasangannya.

Ada juga yang sebaliknya, malah ditimpa kenaikan birahi.

"Apa yang akan Anda rasakan kalau harus terpaksa menonton pornografi hingga 8 jam setiap hari. Berapa lama Anda bisa terima itu?" tanya sang psikolog.

Pekerja lain dengan nama samaran Maria juga mengaku jengah dan terganggu dengan menonton adegan kekerasan seksual kepada anak-anak.

Paranoia itu terjadi pula ke pegawai lain dan memengaruhi kehidupan sosial mereka di dunia nyata.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved