Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Betulkah Prabowo Subianto Pernah Taklukkan Gunung Everest? Ternyata Inilah Faktanya

Prabowo Subianto memang memiliki peran dalam ekspedisi tersebut, sebab dirinya yang saat itu menjabat sebagai Danjen Kopassus

Editor: Edi Sumardi
Kolase foto Prabowo Subianto dan kenangan Asmujiono saat menggapai puncak Everest. 

Berada di puncak tertinggi dunia tak pernah terbayangkan oleh Misirin sebelumnya. "Cita-cita saya dulu cuma masuk ABRI. Makanya, begitu diterima jadi tamtama tahun 87, saya sudah senang.

Apalagi setelah masuk Kopassus. Di sinilah saya terpilih sebagai tim pendaki gunung karena dinilai mampu. Sebelum ini, saya pernah mencapai puncak Mandala di Irian Jaya," paparnya.

Sekalipun berpengalaman mendaki, banyak kendala baru dialami Misirin dalam ekspedisi Everest ini. Misalnya, di ketinggian 6.000 meter, saat oksigen menipis dan suhu anjlok drastis, ia mendadak kehilangan nafsu makan.

Apa saja yang ditelannya selalu dimuntahkan. Kelainan itu juga dialami Muji dan Iwan.

"Selain lemas, kepala rasanya kayak dibor," kata Misirin yang kemudian banyak-banyak minum teh manis hangat agar suplai tenaga tetap terjaga.

Saat mencapai ketinggian 7.000 meter, "Berat badan saya sudah turun dari 70 kilo jadi 63 kilo karena tiga hari enggak makan apa-apa. Akhimya, saya paksakan makan buah leci hangat sampai tiga malam berikutnya." Selain menyantap leci, "Kami juga makan vitamin dalam dosis ringan."

"Perjalanan pulang pun tak kalah berbahayanya. "Di ketinggian 8.500 meter, kami terpaksa bermalam karena terhadang badai salju. Sementara persediaan oksigen tinggal dua tabung. Terpaksalah kami sibuk membagi rata oksigen," cerita Misirin.

Baca: Ratna Sarumpaet Menangis dan Minta Bertemu Prabowo Subianto, Kok Bisa?

Baca: Istri Indro Warkop Meninggal Dunia, Baca Curhat Anaknya yang Begitu Menyayat Hati

Baca: Nissa Sabyan Naik Ojek Online Jadi Sorotan, Coba Perhatikan Gayanya, Amat Berbahaya

Baca: Coblos Jokowi-Maruf atau Prabowo-Sandiaga? Begini Cara Cek Nama Anda di DPT Pemilu 2019

Di situlah, Misirin nyaris tewas kehabisan oksigen. "Rasanya saya sudah di ambang hidup dan mati," ujarnya. Saat itulah, Misirin mengaku melihat wajah dan mendengar suara istri dan anaknya, Andayati (27) dan Jojo Irwantoro (4).

Semangat hidup Misirin mendadak bangkit. Saat itu, nun jauh di seberang samudera, Andayati tengah memanjatkan doa bagi keselamatan suaminya.

Selain doa, Andayati juga mengirim faks dan surat. Hanya saja, Misirin mengaku tak sempat-sempat membalas surat istrinya. "Sudah saya jelaskan padanya, informasi dari teve dan koran, kan, jalan terus. Dan dia bisa ngerti," ujarnya.

Andayati sendiri mengaku bisa memahami alasan suaminya. Ia juga ikut bangga karena suaminya mencapai prestasi yang tak bisa diraih sembarang orang.

"Sebagai istri prajurit, saya siap jika suami saya ditugaskan kapan pun dan di mana pun. Sebelum menikah risiko ini sudah saya sadari, kok," ungkap Andayati sambil tersenyum bahagia.

Hindari Jatuh Korban

Keberhasilan Indonesia Everest 97 memang terasa lebih sempurna jika tim Utara dan Selatan dapat bertemu di puncak. Namun, menurut Komandan Tim Utara, Letda Sudarto, menyatakan, prestasi yang dicapai tim Selatan pun sudah' amat luar biasa.

"Pers asing yang meliput pendakian ini sampai terkagum-kagum mengetahui latihan kita cuma enam bulan, sementara kita dari negara tropis. Biasanya, sih, para pendaki perlu minimal setahun untuk berlatih," jelas Sudarto.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved