Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tsunami, Gempa Palu - Penerjun Abadikan Dirinya di Udara Jelang Kejadian, Sebagian Rekannya Hilang

Sekitar 3 Jam Sebelum Tsunami, Petra Mandagi Abadikan Teluk Palu dari Paraglider

Editor: Edi Sumardi

Bahkan prestasi dan kecintaan mereka pada dunia terjun payung ini menghantarkan empat dari enam bersaudara ini sebagai legenda di dunia terjun payung.

"Mandagi Bersaudara sangat berjasa dalam olahraga terjun payung Indonesia. Mereka jugalah yang membuat olahraga ini berkembang," tutur Nifsu Chasbullah, Ketua Pordirga PB FASI, yang mewakili rekan-rekan sesama penerjun payung memberikan penghormatan kepada keempat almarhum.

Uniknya, semua istri mereka ternyata juga penerjun. Bahkan kedua anak Theo juga sudah mengantongi jam terjun yang cukup tinggi.

"Sepeninggal Theo, Woddy, Chrisye, dan Robbie tidak ada larangan bagi anak-anak untuk tetap menekuni terjun payung," ujar Uci, istri Theo.

"Siapa tidak sedih kehilangan empat dari anak saya. Tapi itu mungkin sudah takdir," ujar Ny Nelly Margaretha, ibu Mandagi Bersaudara.

Saat ini kuburan empat bersaudara itu sudah disatukan di pekarangan rumah keluarga Mandagi di Kalasey, Minahasa, Sulawesi Utara.

Bagi Indonesia, khususnya warga Manado, mereka adalah pahlawan.

Itu sebabnya pemerintah berniat mendirikan museum Mandagi Bersaudara untuk mengenang jasa dan prestasi mereka.

In Memoriam Mandagi Bersaudara kian mengharukan manakala anak tiri Robbie Mandagi, Yusha, membuatkan sebuah video klip tentang Mandagi Bersaudara ini yang dipersembahkan untuk Oma tercinta.

Mengenang Mandagi Bersaudara, sama dengan mengenang legenda yang hidup.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved