Wawancara Khusus dengan Emil Dardak
Jurus Jadi Pemimpin Muda ala Emil Dardak, 'Tidak Ada Lagi Kata-kata Belum Saatnya'
Suami artis Arumi Bachsin kelahiran 20 Mei 1984 itu menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur, mendampingi Khofifah Indar Parawansa, per Maret 2019.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Edi Sumardi
Makassar jadi mitra strategis Jawa Timur, penerbangan Surabaya-Makassar menjadi salah satu yang terpadat dan jalur perdagangannya juga.
Kita sama-sama mengemban tanggung jawab bagaimana Indonesia bisa jadi negara maritim, menjadi negara berbasis ilmu pengetahuan dan industri.
Kalau Jawa Timur dan Sulsel (Sulawesi Selatan) kompak, Insya Allah kita bisa mencapai target dalam bentuk penciptaan lapangan kerja berkualitas, dan menjadikan Indonesia makin kokoh di Asean maupun Asia Pasifik.
Anda jadi salah satu pemimpin daerah termuda di Indonesia, tanggapan Anda?
Saat yang sama Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad usianya sudah 90-an, Presiden Amerika Donald Trump 70-an.
Kita tak melihat usia itu sebagai penghalang, baik tua maupun muda.
Siapapun selama bisa membuktikan diri siap dan mampu, itu boleh diberi kesempatan.
Jangan lagi ada yang mengatakan terlalu muda.
Nanti dulu, kasih kesempatan untuk membuktikan diri, sebaliknya juga yang tua jangan didiskriminasi.
Kepada teman-teman pemuda, tidak ada lagi kata-kata belum saatnya, belum waktunya atau belum siap, karena kesempatan itu kita gak tahu kapan datang.
Jadi harus selalu mempersiapkan diri, kapan saja tanggung jawab bisa datang ke kita.
Anda jadi doktor di usia sangat muda, bagaimana Anda melakukan itu?
Tidak harus jadi standar ukuran kesuksesan bagi semua orang.
Semua punya pilihan sendiri.
Saya tidak mau mengatakan bahwa ukuran kesuksesan menjadi doktor termuda, gak selalu begitu.