Begini Cara Mendapatkan Pasokan Air Bersih dari BPBD Jeneponto
sebagian wilayah sembilan kecamatan di Jeneponto kurang memilik sumber air bersih yang memadai dan cenderung mengandapkan air hujan
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Nurul Adha Islamiah
TRIBUNJENEPONTO.COM, BINAMU - BPBD Jeneponto menyebutkan, sembilan dari 11 kecamatan di Jeneponto berpotensi mengalami kekeringan akibat kemarau panjang.
"Kalau pengalaman tahun lalu, hampir semua kecamatan itu terdampak kekeringan, minus wilayah perkotaan (kecamatan Binamu) dan kecamatan Rumbia," kata Kasi Kedaruratan BPBD Jeneponto Mus Mulyadi kepada TribunJeneponto.com, Selasa (18/9/2018).
Alasannya, sebagian wilayah sembilan kecamatan di Jeneponto kurang memilik sumber air bersih yang memadai dan cenderung mengandapkan air hujan.
"Di wilayah perkotaan itu ada sumur bor yang dikomersialisasikan seperti di perumahan dan lainnya, juga ada air PDAM. Kalau di Rumbia itu wilayah yang cukup subur dan debit air disana cukup bagus," jelasnya.
Mengantisipasi kesulitan air bersih yang dialami warga, pihaknya mengaku, sejauh ini telah menyiagakan seunit mobil tangki berkapasitas angkut lima kubik air untuk penanggulangan kekeringan.
"Jadi mobil tangki kita sudah siagakam 24 jam dengan maksimal angkut 5000 liter air bersih. Airnya kita juga siapkan melalui sumur bor yang ada di kantor dengan kedalaman 87 meter," ujarnya.
Baca: Warga Batucidu Kesulitan Air, Satlantas Polres Jeneponto Lalukan Ini
Lalu bagaimana cara mendapatkan pasokan air bersih dari BPBD Jeneponto?
Menurut Mus Mulyadi, warga yang ingin mendapat pasokan air bersih cukup berkoordinasi dengan pemerintah desa atau kelurahan setempat.
"Jadi silahkan dilaporkan ke pemerintah desanya atau lurahnya, nanti pemerintah desa setempat menyurat ke kita untuk kebutuhan air bersih, karena kita juga ada mekanisme," jelasnya.
Sebelumnya, BMKG menyebutkan bahwa bakal terjadi hari tampa hujan (HTH) yang cukup panjang di Sulsel. Satu diantara daerah yang terpapar HTH itu ialah Jeneponto. (*)