LAPAR Sulsel: Demokrasi Indonesia Tak Cerdaskan Masyarakat
Hal itu diurakannya menanggapi Hari Demokrasi Internasional yang diperingati setiap tanggal 15 September.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Abdul Aziz Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Direktur Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak rakyat (LAPAR) Sulsel Muhammad Iqbal Arsyad mengatakan, perjalanan sistem demokrasi Indonesia mengalami kemajuan tapi masih jauh dari tujuan dari demokrasi itu sendiri.
Hal itu diurakannya menanggapi Hari Demokrasi Internasional yang diperingati setiap tanggal 15 September.
"Secara prosedural, sistem demokrasi kita mengalami kemajuan yang bagus. Dimana perangkat-perangkat prosedural demokrasi terus dibenahi dan dikuatkan. Namun, tujuan akhir dari demokrasi adalah melahirkan kesejahteraan bagi masyarakat," kata Muhammad Iqbal Arsyad, Sabtu (15/9/2018).
Iqbal menambahkan, selama ini kita terfokus membenahi prosedural demokrasi, tapi tidak dibarengi pencerdasan kepada masyarakat sehingga subtansi demokrasi, kesejahteraan belum dapat dirasakan.
Baca: Begini Cara Relawan Demokrasi Bantaeng Sosialisasi Pilkada
"Saat ini, kebebasan dalam demokrasi juga salah dipahami. Sehingga apa yang kita lihat, kebebasan berpendapat membuat masyarakat saling berhadap-hadapan yang bisa berujung konflik. Hal ini dimanfaatkan oleh kelompok yang memang tak sepaham dengan sistem demokrasi," tambah Iqbal.
Tak lama lagi kita akan menghadapi pesta demokrasi, gesekan antar kelompok terbuka lebar di depan.
Maka dibutuhkan para pegiat demokrasi, terutama empat pilar demokrasi, yakni parpol, pemerintah, masyarakat sipil dan pengusaha, ditambah pelaku media untuk bekerja sama menjaga sistem demokrasi dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
"Dibutuhkan semua elemen demokrasi untuk mewujudkan demokrasi secara subtansi, karena meski demokrasi tidak sempurna, tapi sudah banyak negara yang mengakui bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan terbaik dari semua sistem pemerintahan yang ada di dunia," ujar Iqbal.(ziz)