HPMT Temukan Ratusan Karung Pupuk Tak Bertuan, Begini Penjelasan Kabid Perkebunan Jeneponto
Biasanya menurut, Herdiawan, pengadaan pupuk jenis itu ditujukan untuk pengadaan bantuan kelompok tani.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNJENEPONTO.COM, BINAMU - Pengurus Himpunan Pelajar Mahasiswa Turatea (HPMT) Jeneponto, menemukan adanya pupuk misterius atau pupuk tidak bertuan di Gudang PTP, Jl Sultan Hasanuddin, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Kamis (13/9/2018) siang.
Menurut Ketua PB HPMT Jeneponto, Herdiawan, temuan pupuk itu bermula saat ia mendapat informasi bahwa terdapat ratusan karung pupuk mencurigakan di gedung tua itu.
"Awalnya kita dapat informasi, bahwa ada pupuk yang disimpan di gudang PTP. Kami telusuri ternyata memang betul ada," kata Herdiawan.
Ia pun mengaku telah menanyakan status kepemilikan pupuk itu ke Dinas Pertanian Jeneponto.
"Saya tanyakan ke pak Bambang (Kabid Ketahanan Pangan) Dinas Pertanian tapi katanya dia tidak tahu, saya tanyakan ke Kabid perkebunan (Hartawan Gassing) katanya lansung tanyakan ke Dinas Provinsi," ujarnya.
Biasanya menurut, Herdiawan, pengadaan pupuk jenis itu ditujukan untuk pengadaan bantuan kelompok tani.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan, Dinas Pertanian Jeneponto, Hartawan GS, mengungkapkan keberadaan pupuk itu atas tanggungjawab pemenang lelang Dinas Pertanian Provinsi Sulsel.
"Itu merupakan pupuk perusahaan yang mau diperuntukkan untuk jambu mente. Induk kegiatannya ada di dinas Provinsi untuk pengembangan jambu mente di Jeneponto," kata Hartawan GS ditemui di kantornya.
Perusahan yang dimaksud Hartawan, ialah perusahaan pemenang tander lepang pangadaan bantuan pupuk di Dinas Perkebunaan Provisnis Sulsel.
"Sudah ada SPKnya, PPKnya bilang sama saya. Jadi statusnya pupuk itu masih perusahaan punya, nanti saat penyaluran baru kita kawal," ujarnya.
Ia pun mengungkapkan, penerima bantuan itu sudah terdata sebanyak 10 kelompok tani yang akan melakukan pengembangan jambu mente.
"Sudah ada penerimanya, sebanyak 10 kelompok tani. Jadi calon penerimanya ini di (desa) Gunung Silanu delapan kelompok, Marayoka satu kelompok dan Kapita satu kelompok," ujar Hartawan.
Lalu apa alasan sehingga pupuk itu tidak kunjung dibagikan?
Menurut Hartawan, musim kemarau saat ini belum memungkinkan untuk dilakukan pemupukan.
"Sekarang inu kan puncak kemaru jadi pemanfaatannya belum sampai kesana. Selain itu bibitnya juga sekarang masih sementara proses tender, nanti setelah tender dan ada pemenangnya baru dibagi," tuturnya.