Beda, Inilah Niat Puasa Arafah pada Malam dan Siang Hari Hingga 8 Hal yang Membatalkan
Puasa Arafah termasuk salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan. Puasa sunnah Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu hari ketika
TRIBUN-TIMUR.COM - Puasa Arafah termasuk salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan.
Demikian disalin dari laman Nu.or.id, Senin (20/8/2018).
Puasa sunnah Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu hari ketika jamaah haji sedang melaksanakan wuquf di Arafah.
Puasa ini sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
Puasa Arafah memiliki keutamaan begitu besar.
Para ulama memasukkan puasa Arafah ini ke dalam puasa sunnah yang sangat dianjurkan (muakkad).
Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Muslim:
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Terjemahannya, “Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim).
Mereka yang ingin berpuasa Arafah dianjurkan untuk melafalkan niat puasa sunnah Arafah di malam harinya.
Berikut ini lafal niat puasa Arafah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Terjemahannya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
Orang yang ingin berpuasa sunnah Arafah di siang hari tetapi tidak sempat melafalkan niat dan berniat puasa di malam harinya boleh menyusul pelafalan niat dan memasang niat sunnah puasa Arafah seketika itu juga.
Kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.
Untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh hingga gelincir matahari atau Zuhur.
Berikut ini lafal niat puasa sunnah Arafah di siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Terjemahnnya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”
Berikut hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
1. Berhubungan seksual secara sengaja
Melakukan hubungan seksual secara sengaja dapat membatalkan puasa seorang muslim.
2. Muntah disengaja
Muntah secara disengaja dapat membatalkan puasanya.
Namun bila tidak disengaja atau karena sakit, maka puasanya tidak batal.
Dari Abu Hurairah r a, menuturkan, sesungguhnya Nabi s.a.w, bersabda: “Siapa yang tidak sengaja muntah, maka ia tidak diwajibkan untuk mengganti puasanya, dan siapa yang sengaja muntah maka ia wajib mengganti puasanya”. (Hadits Hasan Gfarib, riwayat al-Tirmidzi: 653 dan Ibn Majah: 1666)
3. Keluar air mani karena bersentuhan
Keluar air mani karena bersentuhan, baik usaha sendiri ataupun dengan bantuan istri yang sah, dapat membatalkan puasa.
Namun bila keluar tanpa disengaja, misalnya sedang mimpi basah, maka puasanya tidak akan batal.
4. Haid
Puasa seorang wanita yang tiba-tiba datang haid akan batal, dan diperintahkan untuk mengganti di hari lain.
5. Nifas
Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan.
Bila melahirkan saat sedang puasa dan mengalami nifas, maka puasanya juga akan batal.
6. Pengobatan melalui kemaluan dan dubur
Bila harus menjalani pengobatan melalui kemaluan ataupun dubur, maka puasa seseorang yang sedang sakit batal.
7. Gila
Seseorang yang tiba-tiba gila saat berpuasa, maka ibadah puasanya akan batal.
8. Murtad
Orang yang keluar dari Islam atau murtad juga akan membatalkan puasanya.(nu.or.id/banjarmasinpost.com)