Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Johny Gala Bocah Pemanjat Tiang Bendera 13 Meter di NTT, Biasa Panjat Pohon dan Idolakan Evan Dimas

Johny Gala Bocah Pemanjat Tiang Bendera 13 Meter di NTT, Biasa Panjat Pohon dan Idolakan Evan Dimas

Editor: Sakinah Sudin
Yohanes Gama Marchal Lau (kolase poskupang.com) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Johny Gala Bocah Pemanjat Tiang Bendera 13 Meter di NTT, Biasa Panjat Pohon dan Idolakan Evan Dimas

Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi begitu kagum saat kedatangan bocah SMP asal Belu, Nusa Tenggara Timur, Yohanes Gama Marchal Lau di Kantornya, Jakarta, Sabtu (18/8/2018) siang.

Mengenakan seragam SMP, Yohanes seketika dibopong oleh Imam layaknya seorang pahlawan.

Imam begitu senang dapat mengangkat siswa yang viral karena memanjat tiang bendera ketika tali sangsaka tersangkut di bagian atas.

Belum sampai di situ, Imam merasakan telapak tangan kecil Yohanes begitu terasa tebal dan mantap ketika bersalaman.

Namanya Disebut Masuk Calon Tim Kampanye Prabowo-Sandi, Ustadz Abdul Somad: Hoax

Begini Cara Saipul Jamil Balas Dendam pada Teman Artis Setelah Bebas dari Penjara

Ini Pengakuan Kaesang Soal Aksi Terbang dan Stoppie Jokowi saat Pembukaan Asian Games 2018

"Telapak tangannya, luar biasa. Anak itu seorang pekerja keras," ungkapnya usai bersantap siang dengan Yohanes serta orang tuanya dan jajaran pejabat Kabupaten Belu yang ikut mengantarkan.

Imam menceritakan, begitu dia mendapat kiriman video dari staf Kementerian Luar Negeri yang ikut langsung saat upacara bendera, sore harinya segera menelepon Yohanes.

Kepada anak berusia 13 tahun itu, Imam mengajak untuk datang ke Jakarta dan menjanjikan untuk menonton Pembukaan Asian Games 2018 dan bertemu Presiden Joko Widodo.

"Saya lagi nonton bola itu di rumah, terus telepon dia (Yohanes), terus dia bilang iya mau banget ke Jakarta," tuturnya.

126 Pebalap Ramaikan Yamaha Road Race Seri 5 di Pangkep

Atlet Sulsel di Asian Games 2018, Kepincut Dayung karena Sang Guru Olahraga

Ibunda Yohanes, Lorensa Kai Ili menjelaskan keseharian anaknya memang sudah terbiasa untuk memanjat pohon.

Sehingga, tidak ada rasa takut ketika harus memanjat tiang bendera yang tingginya sekitar 13 meter.

"Dia biasa bantu saya suka manjat pohon untuk ambil asem. Tidak pernah nakal anaknya," kata Lorensa.

Yohanes tampak terus tersenyum ketika sorot kamera menuju kepadanya. Dia mengaku sangat senang bisa ke Jakarta dan naik pesawat pertama kalinya.

"Iya aku senang. Pertama kali ke Jakarta dan naik pesawat," ucapnya.

Di Jakarta, Yohanes sangat ingin melihat langsung Presiden Jokowi. Kekagumannya dengan Evan Dimas, membuat Yohanes juga ingin menonton laga timnas sepakbola Indonesia bertanding di Asian Games.

"Mau ketemu sama Evan Dimas," katanya.

"Yang Penting Benderanya Berkibar"

Tidak pernah terpikir bagi Yohanes akan banyak orang yang membicarakan dirinya. Bahkan, tidak juga terpikirkan olehnya untuk memanjat tiang bendera ketika upacara tengah berlangsung.

Apalagi, sesaat sebelum memanjat, dia harus ke ruang kesehatan karena sakit perut.

"Waktu itu aku sakit perut terus ke tenda. Dengar Bapak Wakil Bupati nanya siapa yang bisa manjat tiang bendera. Aku langsung lari buka sepatu terus naik tiang," cerita Yohanes.

"Waktu manjat, aku masih sakit perut," senyum anak itu mengembang dari wajahnya.

Ayahanda Yohanes, Victorino Fahik Marcal menjelaskan anaknya bertindak seperti itu agar bendera merah putih tetap berkibar saat upacara.

"Dia bilang ke saya, yang penting benderanya berkibar, karena talinya kan tersangkut," ucap Victorino.

Tujuh Tersangka Korupsi Dana Bimtek Enrekang Belum Ditahan, Ini Alasan Polda

Pemkab Enrekang Gelontorkan Rp 460 Juta Untuk Paskibra Tahun Ini

Fasilitas dari pemerintah

Atas aksi tersebut, Yohanes diganjar berbagai fasilitas dari pemerintah.

Mulai dari beasiswa hingga lulus sarjana oleh PLN, pembenahan rumah oleh pemerintah daerah hingga terbuka peluang untuk menjadi tentara kelak.

"Saya kira ini wajar untuk seorang anak yang memiliki rasa nasionalisme tinggi. Dia tetap ingin Merah Putih berkibar di perbatasan," ucap Imam Nahrawi.

Diketahui, terjadi peristiwa langka ‎di Atambua saat upacara Dirgahayu ke-73 RI.

Seorang siswa SMP nekad memanjat tiang bendera di tengah proses pengibaran bendera merah putih Dirgahayu RI ke-73.

Maksud pelajar SMP itu ternyata amat baik dan mulia. Dia memanjat tiang bendera lantaran melihat petugas pengibar tak bisa melanjutkan pengerekan bendera karena kait di ujung tiang lepas.

Saat itulah pelajar SMP bertubuh kecil itu berlari ke tiang bendera, lalu memanjat tiang tersebut.

Tiga pengibar bendera pun memilih mempertahankan posisi saat siswa SMP itu memanjang tiang bendera.

Siswa SMP itu memanjat tanpa pengaman apapun. Saat dia mencapai pertengahan tiang, terlihat beberapa anggota TNI, pasukan pengibar, dan polisi mendekati tiang, lalu menahan agar tiang tersebut tak bergoyang.

Siswa SMP itu pun kemudian berhasil mencapai ujung tiang bendera, lalu memperbaiki kait yang lepas di ujung tiang.

Para undangan di upacara itu pun bertepuk tangan. Si siswa SMP turun, lalu anggota TNI dan polisi kelihatan mengelus kepalanya. Salut.

Anak hebat dari Atambua itu bernama Johanes Gama Marshal Lau atau lebih akrab disapa Jony.

Jony adalah siswa kelas VII SMPN 1 Silawan Atambua yang memanjat tiang bendera saat tali pengait bermasalah.(amriyono)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Biasa Memanjat Pohon, Yohanes Gama Tak Takut Panjat Tiang Bendera Setinggi 13 Meter

Penulis: Amriyono Prakoso

Editor: Dewi Agustina

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved