Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mengenal Nirbaya Tempat Imam Samudra Dieksekusi Mati, Warga Pun Tak Berani ke Situ

Di balik jajaran karang itulah Samudera Hindia dengan ombaknya yang berdebur menghantam karang, di bukit itulah Imam Samudra dieksekusi.

Editor: Edi Sumardi
ALCHETRON
Imam Samudra 

TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia.

Ketika disebut nama Nusakambangan, mungkin mayoritas orang Indonesia sudah berpikir soal pulau para tahanan.

Di atas daratan pulau ini, terdapat beberapa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) yang dikhususkan sebagai rumah tahanan bagi narapidana dengan tingkat kejahatan tinggi.

Misalnya, ada Lapas khusus bandar narkoba, atau Lapas untuk kasus pembunuhan dan pencurian.

Bahkan ada lapas khusus napi kasus terorisme di Nusakambangan.

Nusakambangan juga disebut sebagai "Alcatraz-nya" Indonesia.

Sebab, narapidan pasti kesulitan bisa melarikan diri dari pulau ini.

Baca: Begilah Cara Hotman Paris Dapatkan Uang dari Gibran Rakabuming Anak Presiden Jokowi

Baca: KDI Akhirnya Angkat Bicara soal Iis Dahlia Usir Waode Sofia saat Audisi, Jadi Siapa Salah?

Setiap lapas juga dijaga dengan keamanan tingkat tinggi.

Lapas juga dilengkapi dengan teknologi keamanan modern, misalnya CCTV dan sensor gerak.

Namun, dari semua Lapas dengan keamanan tingkat tinggi itu, ada lokasi yang menyimpan kesunyiannya tersendiri.

Lokasi itu adalah Nirbaya.

Lokasi ini kerap menjadi tempat eksekusi mati bagi para tahanan Nusakambangan.

Seolah tidak cukup "angker", beberapa tahanan yang tidak dijemput atau tidak diakui keluarganya juga kabarnya dimakamkan di Nirbaya ini.

Nirbaya berupa bukit dengan lembah yang terletak di ujung selatan Pulau Nusakambangann.

Tempat ini adalah lapangan luas yang dipenuhi tanaman rumput liar dan berbatasan dengan batuan karang.

Di balik jajaran karang itulah Samudera Hindia dengan ombaknya yang berdebur menghantam karang.

Tak sembarang orang bisa mendatangi Nirbaya.

Jalan menuju Nirbaya cukup terjal dan berat karena memang sengaja tidak dibersihkan serta dipugar.

Nirbaya merupakan lokasi peninggalan Belanda.

Dulu, tempat ini merupakan Lapas yang didirikan Belanda.

Namun, lapas itu ditutup pada tahun 1986.

Bangunannya telah hancur.

Hanya tersisa puing-puing yang menebarkan kesan sunyi dan ngeri sekaligus.

Meskipun tidak tahu bila tempat ini sebagai lokasi eksekusi mati, tetap saja orang akan merinding ketakutan.

Kalau tidak terdapat bangunan, lalu bagaimana para narapidana dihukum mati di tempat ini?

Biasanya, eksekusi dilakukan pada tengah malam dengan tiang kayu yang telah disiapkan terpancang di tengah pekarangan kosong itu.

Dengan diiringi deburan ombah Samudera Hindia, timah panas akan diluncurkan tepat pada jantung tahanan itu.

Setelah itu semua kembali sunyi menanti menit-menit menegangkan hingga si tahanan benar-benar tak bergerak lagi.

Eksekusi paling awal yang dilakukan di Nirbaya terjadi pada tahun 1985 dan 1987.

Terpidana lain yang meregang nyawa di Nirbaya adalah pelaku kasus bom Bali, yaitu Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Ghufron.

Terpidana kasus narkotika di jaringan "Bali Nine" juga dilakukan di lokasi ini.

Bagi warga di sekitar Pulau Nusakambangan, hampir setiap sudut pulau ini mengeluarkan area negatif.

Bahkan, warga juga percaya hal mistis mengenai banyaknya makhluk halus yang menghuni Nusakambangan, khususnya di bukit Nirbaya.

Namun, warga telah terbiasa mengenai pelaksanaan hukuman mati di Nirbaya.

Warga juga tidak pernah menjelajahi sampai ke lokasi itu.

Dikutip dari Tribun Jogja, sebab, lokasi itu dianggap terlalu berbahaya dan menyeramkan.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved