Citizen Reporter
3 Mahasiswa Unhas Teliti Waktu Penyebuhan Penyakit DBD, Ini Hasilnya
Berdasarkan data Dinkes Kota Makassar, tercatat jumlah penderita DBD sejak Januari hingga Agustus 2016 mencapai 232 kasus.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
Citizen Reporter, Widya Nauli Amalia Puteri mahasiswi Unhas melaporkan dari Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM - Penyakit DBD masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia.
Sejak ditemukan penyakit ini, angka kejadian terus meningkat setiap tahunnya. Kementerian Kesehatan
RI mencatat pada tahun 2015 jumlah kematian mencapai 1.229 jiwa.
Kemudian pada bulan januari-februari 2016 tercatat sebanyak 8.487 orang penderita DBD dengan jumlah kematian 108 orang.
Sedangkan pada Kota Makassar, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar, tercatat jumlah penderita DBD sejak Januari hingga Agustus 2016 mencapai 232 kasus.
Olehnya itu, tiga mahasiswa Unhas melakukan penelitan berjudul ANALISIS WAKTU PENYEMBUHAN PENYAKIT DENGAN MODEL REGRESI KUANTIL (STUDI KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT UNHAS).
Mereka adalah Andi Riska Fitriani, Widya Nauli Amalia Pteri, dan Imam Amriadi Amran Saru.
Penelitian ini didanai oleh RISTEKDIKTI dan dilakukan di RS Unhaselama tiga bulan, mulai bulan April hingga Juni 2018 dibawah bimbingan Dr. Amran, S.Si., M.Si.
Data yang digunakan dalam penelitian kami adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis pasien DBD
RS Unhas dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Variabel dalam penelitian ini terbagi atas variabel respon dan variabel prediktor. Variabel respon, yaitu waktu penyembuhan penyakit DBD yang dilihat dari berapa hari yang diperlukan pasien penderita penyakit DBD untuk
dirawat inap di rumah sakit. Sedangkan variabel respon terdiri dari 10 faktor, yaitu umur, suhu, detak nadi, pernapasan, WBC, HGB, HCT, PLT, RBC, dan jumlah infus.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan software R versi 3.5.0. Dengan menggunakan model regresi kuantil, diperoleh hasil seperti berikut:
Untuk kuantil bawah, dalam hal ini faktor yang berpengaruh sehingga pasien penderita penyakit DBD dapat sembuh dengan cepat. Variabel yang signifikan, yaitu suhu dan jumlah infus.
Untuk kuantil atas, dalam hal ini faktor yang membuat pasien penderita penyakit DBD membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Variabel yang signifikan, yaitu pernapasan, HCT, dan jumlah infus.
Untuk variabel jumlah infus, variabel ini berpengaruh pada kedua
kuantil sehingga faktor tersebut dapat mempengaruhi cepat atau lamanya
pasien penderita penyakit DBD untuk sembuh.
Setelah didapatkan hasil dengan model regresi kuantil, maka dilakukan analisis yang lebih mendalam dalam bidang medis terkait sistem imunitas tubuh.