OPINI
OPINI Warga Makassar yang Bermukim di Tokyo: Dari Efisiensi Energi Menuju Smart City
Dalam rangka efisien energi listrik, Pemerintah Jepang telah melakukan latihan toilet dan hemat penggunaan air dan listrik warganya sejak usia balita,
Oleh: Muh. Zulkifli Mochtar
Pemerhati smartcity asal Kota Makassar. Bermukim di Tokyo
Smart city adalah sebuah kota cerdas yang memudahkan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya secara cerdas efisien, dan mampu memberikan informasi cepat tepat untuk aktifitas sehari hari masyarakat. Sebagai contoh sukses, kota kecil Songdo di Korea Selatan misalnya.
Songdo adalah sebuah kota smart city pertama di dunia bertema high technology ramah lingkungan, dirancang untuk meminimalisasi kendaraan pribadi dan memiliki fitur teknologi penanganan sampah yang cerdas.
Ataupun kota Melbourne, yang punya Badan khusus smart city dan membangun konsep spesifik kota berbasis internet dan GIS.
Untuk menuju smart city, perancangan konsep fitur cerdas di berbagai kota didunia pun sangat luas.
Bukan sekedar kota berteknologi canggih dan digital, tapi termasuk kontrol berbagai pelayanan fasilitas publik, bahkan kontrol kebutuhan air ataupun kota hemat energi misalnya.
Definisi kota hemat energi di sini adalah kota yang berupaya untuk mendayagunakan seluruh sumber energi secara efisien melalui konservasi energi (Budihardjo, 2009).
Baca juga: Opini Zulkifli Mochtar: Merawat Fasilitas Umum Kita
Baca juga: Opini Ir Fadly Ibrahim: Zakat untuk Sanitasi dan Air Bersih
Setidaknya ada tiga elemen penting menuju kota hemat energi: perencanaan sistem transportasi, perencanaan tata ruang kota dan perencanaan bangunan lingkungan.
Di banyak negara maju, upaya kota menghemat energi sudah lama berkembang dan diaplikasikan.
Kota-kota mulai dikelola dan dirancang oleh pemerintah kota dengan konsep kota yang menghemat energi. Kota kota di Jerman dikenal sangat efisien dalam penggunaan energi.
Menurut Deutsche Welle, inisiatif 'Berlin Saves Energy'dicanangkan pemerintah kota Berlin untuk mengurangi emisi CO2 lebih dari 40 persen pada tahun 2020.
Sebuah target ambisius, tapi mungkin saja tercapai. Energi terbarukan di Jerman kini mencapai 10 persen lebih dari konsumsi energi total.
Menurut Robert Volkhausen dari perusahaan konsultan energi EUMB-Pöschk Jerman, warga atensif menemukan inistiatif menekan harga energi melalui pengurangan pemakaian listrik mereka.
Carsharing' atau berbagi mobil sudah menjadi tren besar di Berlin. Menurut Deutsche Welle, hanya ada 324 mobil per 1.000 penduduk.
Ini angka rendah untuk sebuah kota metropolitan. Sistem transportasi publik yang sangat padu juga membantu mengurangi emisi CO2.