Balasan Menohok Denny Siregar pada AHY yang Pertanyakan Revolusi Mental, Netizen: Mak Jleb
Agus Harimurti Yudhoyono menyinggung soal program revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada kampanye Pilpres 2014 lalu.
Penulis: Sakinah Sudin | Editor: Sakinah Sudin
TRIBUN-TIMUR.COM - Beberapa waktu lalu, tepatnya, Sabtu (9/6/2018) malam, Ketua Komandan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung soal program revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada kampanye Pilpres 2014 lalu.
Menurut AHY, dilansir dari Tribunnews.com, program tersebut saat ini sudah mulai dilupakan.
"Apa kabar revolusi mental? Kita ingat revolusi mental adalah konsep pembangunan manusia Indonesia yang gencar saat pilpres 2014," kata Agus Yudhoyono saat orasi 'Mendengarkan Suara Rakyat' di JCC, Senayan.
Baca: TERBONGKAR! Nenek 78 Tahun Ngaku Hamil, Dinkes Bantah Lewat USG, Lalu Mengapa Perutnya Buncit?
Baca: VIDEO VIRAL! Juru Parkir Tendang Gerobak Tukang Es Hingga Jualannya Jatuh, Netizen Geram
AHY menyebut, tenggelamnya jargon revolusi mental lantaran masifnya pembanguan infrastruktur yang dilakukan pemerintah saat ini.
Padahal, konsep ini sangat vital sebagai upaya mengembalikan karakter bangsa sesuai dengan bentuk aslinya yakni santu, berbudi pekerti, serta bergotong royong.
"(Revolusi mental) ini karakter yang tentu menjadi kekuatan membangun persatuan dan sejahtera dalam kemajuan," ungkap AHY.
Baca: Gegara Lagu Lagi Syantik, Siti Badriah Banjir Uang dari Youtube, Jumlahnya Bikin Menganga
Baca: Selama Ramadan, 17 Kasus Kecelakaan Terjadi di Bone, Lima Orang Meninggal Dunia
AHY juga mengatakan bahwa pembangunan bangsa ini harus terus disesuaikan dengan perkembangan zaman.
"It is a never-ending journey. karena perubahan, perbaikan, dan pembaharuan adalah keniscayaan yang abadi," terang AHY.
Dalam orasinya, AHY juga menyinggung soal beberapa kebijakan ekonomi serta sosial selama pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Baca: Lazizmu Parepare Sudah Kumpulkan Rp 250 Juta dari Infaq Sadaqah dan Zakat
Baca: Sederet Penderitaan Warga Korea Utara, Bahkan untuk Beribadah Harus Bertarung Nyawa
Dia menyebut soal angka kemiskinan yang menurutnya masih tinggi, serbuan tenaga kerja asing, masalah ekonomi terkait rendahnya daya beli hingga soal masalah terorisme.
Pernyataan AHY lantas direspon sejumlah pihak. Salah satunya penggiat media sosial Denny Siregar.
Denny, yang seperti diketahui adalah pendukung Jokowi, memberikan balasan menohok atas pernyataan putra Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
Dalam tulisannya, Denny memang tak secara tegas menyebut nama AHY.
Namun, tulisannya itu diberi judul APA KABAR REVOLUSI MENTAL ?, sama dengan pertanyaan yang dilontarkan AHY dalam orasinya.
Baca: Takut Ditanya Kapan Nikah di Hari Liburan, Gadis ini Minta Driver Ojek Online Jadi Pacarnya
Baca: LENGKAP Tata Cara Bayar Zakat Fitrah, Hukum, Bacaan Doa dan Niat Sesuai Tuntunan Rasulullah
Berikut tulisan Denny Siregar, yang diposting, Senin (11/6/2018).
"APA KABAR REVOLUSI MENTAL ?
"Apa kabar Revolusi Mental ?"
Terdengar suara dari kejauhan. Keras dan tegas rasanya. Mempertanyakan jargon yang selama ini didengungkan, bahwa mental bangsa ini perlu direvolusi supaya satu waktu bisa bangkit negeri.
Tapi si penanya tidak berkaca. Bahwa ia selama ini hidup dibawah ketiak bapaknya. Yang memang kaya dan berpangkat dari sananya. Yang tidak pernah hidup susah bahkan sejak ia lahir di dunia. Yang tidak pernah tahu, bagaimana rasanya merangkak dari bawah. Dan tidak pernah merasakan bagaimana bangkit tanpa ada yang mendukungnya..
"Apa kabar Revolusi Mental ??"
Teriak si penanya semakin keras membahana. Dengan baju dari merk ternama. Dan sepatu juga celana yang pasti mahal harganya. Ia bicara tentang kemiskinan dari balik jendela mobil seharga lebih dari 1 miliarnya. Dengan istri yang cantik rupawan dan kulit mulus terawat di klinik kecantikan. Yang setiap sekian bulan minta liburan, kalau tidak ke Italia ya Paris juga tidak apa apalah.
"Apa kabar Revolusi Mental ???"
Para hadirin bersorak dan bertepuk tangan, ketika mendengarkan pidato yang panjang tapi tak berguna. Sambil terus berbicara dengan teman disampingnya, "Bagaimana kabar proyek kita ?". Sang teman mengibaskan kedua tangannya ke depan, "Katakan tidak ! Kalau gua gak dapat bagian.."
Mereka paham bagaimana bermain anggaran. Proyekkan dulu, mangkrakkan kemudian. Yang penting pencitraan. Toh kalau ada apa-apa Ibu boss akan tampil di depan. Yang penting, setoran keatas lancar.
Sedangkan bapak Boss biarkan saja sibuk mencipta lagu. Nanti kalau ada yang mengganggu, paling twitternya akan mencuit dahulu. "Tentu saya bisa jelaskan. Tapi tidak enak dan tidak baik di mata rakyat.."
10 tahun menjabat rasanya belum cukup. Kalau bisa anak, istri, saudara sampai menantu, harus bisa merasakan bagaimana hidup..
"Apa kabar Revolusi Mental ?"
Suara itu terdengar melemah. Bahkan tidak terdengar oleh seorang anak yang sedang sibuk mengembangkan usaha. Usaha yang dibangun diatas kaki sendiri, jauh dari fasilitas seorang bapak yang kebetulan menjadi pemimpin negeri. Seorang anak yang bangga dengan hasil keringatnya sendiri. Bukan keringat yang berasal dari ketiak ayahnya yang mengajarkannya mandiri..
"Apa kabar Revolusi Mental ?"
Mulai terdengar gagap suara itu. Ketika ia mulai menyadari, ternyata mentalku sendiri yang belum direvolusi. Lalu untuk apa aku bertanya begini ?
Bukannya sibuk memperbaiki diri. Dari kesalahan orang tua yang sudah diberi kesempatan memimpin bangsa ini, tapi tidak mampu mengangkat harkat dan martabat orang Papua yang baru merdeka dari kegelapan, karena listrik di daerah mereka baru dinyalakan dan jalan di tempat mereka baru dibangun sampai ke pedesaan..
Ah, memang lidah tak bertulang. Ngomong itu pekerjaan paling gampang. Yang sulit adalah ketika sedang mendapat peluang, tetapi tidak dikerjakan karena sibuk memperkaya diri dan kroni..
Mau seruput kopi, tapi ternyata masih pagi.. (emoji),"
Postingan Denny langsung direspon netizen.
Hingga berita ini diturunkan, Rabu (13/6/2018), postingan tersebut sudah dibagikan 1064 kali dan mendapat 8.100 reaksi.
Ragam komentar juga dituliskan netizen.
Baca: Aktor Kondang, Namun Siapa Sangka Kehidupan Tio Pakusadewo Jauh dari Mewah, Begini Kondisinya
Baca: Maia Estianty akan Rayakan Lebaran bersama El di London, Al dan Dul Kok Nggak Ikut?
Berikut diantaranya:
Yulianto Poerwodihardjo: Mak jleb..kalau ybs ngarti..tapi suka ga mau ngarti, karena sepuluh tahun gagal paham apa yang harus di perbuat. Selalu merasa besar..betul, kalau dibandingkan dengan yang kerempeng (bodi saja lho..(emoji))..
Yos Saebu: Saya selalu ikuti literasi bang Deni Siregar. Mencerahkan dan mencerdaskan. Nambah wawasan saya. Sehat selalu Bang. Biar selalu memberikan pencerahan kepada kami semua. GBU
Maria Marwanti: Saat dulu gampang dapat upeti, sekarang sulit dapat upeti. Di situ dituntut revolusi mental untuk tetap bisa maju secara mandiri.
Muhammad Zamhuri: Revolusi mental.....
Bagi dia...itu pil pahit....
Dia akan muntah....nggak bakalan kuat lihat kue putu manis menggiurkan...
Adrian Kuh: Dasar Bocah,,,
hati2 jgn mengkritik, emaknya siap tempur kalau ada yg kritik.
Agust Faisal: 10Tahun yg teringat utang buat subsidi melambung tinggi, Radikalisme tumbuh subur menjamur, Korupsi berjamaah para Ketum Partai
(tribun-timur.com/ Sakinah Sudin)