OPINI
Opini Zulkifli Mochtar: Merawat Fasilitas Umum Kita
Betapa banyak fasilitas trotoar kita, taman kota, halte dan pasar terlihat kotor tidak terurus. Benarkah masyarakat kita tidak tahu merawat?
Masyarakat kita juga terbiasa mengalihfungsikan trotoar dan fasilitas umum menjadi area bersosial, ekonomi dan bisnis perdagangan.
Halte dan trotoar yang hakikatnya fungsi transportasi, beralih menjadi tempat dagang makanan pada malam hari, tempat parkir motor siang hari dan tempat tidur gratis pada malam hari.
Kita sudah biasa mendengar bagaimana apiknya jalur sepeda dan pejalan kaki di Amsterdam, toilet umum bersih harum di Singapura, trotoar pejalan kaki teduh menawan di Wina ataupun tidak terlihatnya bangku kotor, rusak atau sobek di seluruh stasiun Tokyo.
Sebenarnya, apa yang dilakukan kota Singapura atau Amsterdam, juga sudah dilakukan oleh pelaksana kota Jakarta.
Sayangnya, manajemen perawatan kota kita belum sebaik dan sedisiplin mereka.
Konsentrasi masalah juga mengarah ke lemahnya pengontrolan. Pemerintah kota pasti paham bahwa trotoar misalnya, adalah area steril pendukung mobilitas transportasi. Semua kegiatan didalamnya tidak boleh mengganggu sirkulasi dan mobilitas.
Kegiatan yang menguntungkan sekelompok orang saja harus ditertibkan dan tidak diberi izin beraktifitas.
Di Tokyo atau Singapura misalnya, hampir tidak ditemukan kendaraan parkir trotoar. Trotoar dibangun sedemikan rupa agar pejalan kaki dapat berjalan nyaman.
Desain juga sangat lebar dan berpagar kecil partisi jalan raya, yang dipakai untuk memarkir sepeda warga.
Ini mengisyaratkan tiga hal. Pertama, penerapan sistem pengaturan peruntukan fasilitas yang terencana.
Tokyo mengatur apik sistem peruntukan setiap fasilitas dengan memperhitungkan estimasi parkir, pola jalan dan aktiifitas pada area publik tersebut.
kedua, kedisiplinan tinggi dan good habit pengguna untuk perawatan. Ketiga, pola perawatan dan pengontrolan fasilitas secara disiplin terencana.
Keempat, konsistensi penegakan hukum jika ditemukan pelanggaran. Untuk menuju kota maju, minat membangun fasilitas umum harus dibarengi kemampuan merawat.
Pola pikir kita untuk keduanya harus distandarisasi sama. Angkutan umum misalnya, juga termasuk kategori fasilitas umum.
Kita tidak kaget jika mendengar kereta di Jepang punya standar sistem perawatan yang dilaksanakan regular setiap jam.