Proyek Petepete Smart Dihentikan, Direktur Lapar Sulsel Sindir DP
Iqbal pun menganggap Danny Pomanto tak tahu kultur masyarakat Bugis Makassar.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan Tribun Timur, Abdul Aziz Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Direktur Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) Sulsel, Iqbal Arsyad menilai langkah Pemkot Makassar menghentikan proyek pengadaan Petepete (angkutan kota) Smart sudah tepat.
Menurut alumni UNM Makassar itu, proyek rintisan mantan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto belum tepat direalisasikan di Kota Makassar.
Iqbal pun menganggap Danny Pomanto tak tahu kultur masyarakat Bugis Makassar.
"Kultur masyarakat di Jakarta sangat jauh berbeda dengan Makassar. Inilah bedanya orang Makassar yang paham kondisi kita dengan yang tidak," kata Iqbal, Senin (21/5/2018).
Iqbal menambahkan, masyarakat Makassar masih banyak punya lahan untuk digarap.
Contohnya, mereka punya kebun di Gowa, Takalar, maupun di Maros.
"Artinya apa, mereka lebih memilih kendaraan pribadi untuk menjangkau semua itu daripada menggunakan Petepete Smart," tegas Iqbal.
Iqbal menjelaskan bahwa masih banyak yang perlu dibenahi dengan menggunakan anggaran pemerintah daripada menganggarakan proyek rintisan Danny Pomanto. Di antaranya infrastruktur jalan dan pendidikan.
"Masyarakat urban di Makassar berbeda di Jakarta. Kita masih ada yang mengandalkan pertanian, sementara kalau di Jakarta anda bisa lihat bagaimana," kata Iqbal.
Wali Kota Makassar non aktif, Mohammad Ramdhan Pomanto meluncurkan prototype mobil angkutan kota.
Peluncuran Petepete Smart di Anjungan Pantai Losari, Jl Penghibur, Kota Makassar, Senin (12/12/16).
Sejak diluncurkan tahun 2016, keberadaan mobil Petepete Smart tersebut sudah tidak diketahui publik. Bahkan Pemkot Makassar sudah menghentikan proyek itu.
Kabarnya, armada rintisan Danny Pomanto itu dilengkapi Wi-fi, televisi dan penyejuk udara, dengan kapasitas muat 17 penumpang. 12 penumpang duduk, empat berdiri, dan satu untuk kursi roda.
Kehadiran Petepete Smart ditandai dengan pembangunan dua unit Halte. Titiknya di Jl Letjen Hertasning dan Jl Cendrawasih. Dua Halte ini sudah menghabiskan anggaran Rp 600 juta.