CITIZEN REPORTER
Bersahabat dengan Eceng Gondok Danau Tempe
Selama ini keberadaan tumbuhan gulma termasuk tumbuhan eceng gondok kerap diresahkan masyarakat di sekitar kawasan Danau Tempe, Kabupaten Wajo.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Jumadi Mappanganro
Oleh: Syafruddin
Staf IPPM
Melaporkan dari Kabupaten Wajo
Institusi Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (IPPM) Makassar bekerjasama Embassy of Japan in Indonesia Jakarta dan didukung Pemerintah Kabupaten Wajo sosialisasi program di dua tempat di Kabupaten Wajo, baru-baru ini. Berlangsung selama dua hari.
Hari pertama, sosialisasi digelar di Balai Pertemuan Desa Nepo. Hari kedua digelar di Kelurahan Laelo.
Pada sosialisasi ini, Direktur Eksekutif IPPM Hidayat Palaloi memberi pemahaman tentang tumbuhan eceng gondok sebagai sumber pendapatan produktif bagi masyarakat kawasan Danau Tempe.
Caranya dengan mengolah tumbuhan eceng gondok menjadi biogas dan pupuk cair organik.
Sosialisasi tentang pemanfaatan eceng gondok ini dianggap penting karena selama ini keberadaan tumbuhan gulma termasuk tumbuhan eceng gondok di kawasan Danau Tempe kerap diresahkan masyarakat. Khususnya yang bermukim di sekitar Danau Tempe.
Setiap musim hujan atau saat air danau pasang (banjir), tumpukan eceng gondok kerap hanyut terbawa arus air deras dan menerjang pemukiman masyarakat.
Bahkan beberapa kali masyarakat harus menyaksikan rumah mereka rusak dan roboh akibat hantaman tumpukan eceng gondok.
Kondisi semacam ini sudah terjadi sekian lama dan ini akan terus terjadi bila tak ada upaya antisipasi.
“Mengingat tumbuhan eceng gondok saat ini sudah menutupi hampir seluruh permukaan air Danau Tempe,” papar Hidayat Palaloi.
Karena itu, Hidaya berharap melalui sosialisasi pemanfaatan eceng gondok tersebut diharapkan keresahan masyarakat terhadap keberadaan tumbuhan eceng gondok secara perlahan dapat teratasi melalui kerja cerdas dan inovatif.
Tentu saja cara memanfaatkan potensi limpahan tumbuhan eceng gondok untuk diolah menjadi biogas dan pupuk cair organik.
Walau disadari bahwa dengan program ini tidak serta merta bisa menuntaskan persoalan eceng gondok di Danau Tempe, tetapi setidaknya bisa sebagai salah satu solusi yang bernilai ekonomi.
Tak kalah pentingnya adalah mengubah pandangan masyarakat yang selama ini mengasumsikan keberadaan tumbuhan eceng gondok sebagai ‘ancaman’ menjadi ‘sahabat’.
Bak gayung bersambut, Kepala Desa Nepo Ambo Enre pada kegiatan sosialisasi di Balai Pertemuan Desa Nepo, 2 Mei 2018, menyampaikan rasa terima kasih dan menyambut baik program ini di desanya.
Menurutnya, program ini menjadi berkah. Karena itu, ia mengharapkan partisipasi aktif dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat dan pihak terkait.
“Karena disamping bisa diolah menjadi biogas dan pupuk organik, juga bisa membuka peluang usaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan memasarkan hasil olahan pupuk cair nantinya,” kata Ambo Enre.
Hal senada disampaikan Bakhtiar SSos selaku Lurah Laelo pada saat sosialisasi program di Balai Pertemuan Kelurahan Laelo, Kamis, 3 Mei 2018 lalu.
Pada kesempatan yang sama, Syamsuddin “Anchu” Kasau selaku koodinator program menekankan bahwa terdapat tiga substansi dari pelaksanaan kegiatan program ini.
Pertama, membangun kesadaran, kepedulian masyarakat dan stakeholder dalam pengelolaan ekologi kawasan Danau Tempe yang berkelanjutan.
Kedua, meningkatkan keterampilan teknis masyarakat dalam mengolah tumbuhan eceng gondok menjadi biogas, pupuk organik (pupuk cair) sebagai potensi yang produktif dan bernilai ekonomi.
Ketiga, membangun koordinasi dan kolaborasi dengan stakeholder dalam pemanfaatan tumbuhan eceng gondok.
Diakui bahwa persoalan Danau Tempe bukan hanya menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Wajo tapi merupakan persoalan kita bersama mengingat, Danau Tempe merupakan sumber mata pencaharian ratusan nelayan dan menjadi pemasok ikan air tawar terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan.
Sekaligus bisa menjadi objek wisata alam yang potensial.
Meski disadari dampak program ini sangat kecil, namun setidaknya masyarakat yang bermukim di sekitar Danau Tempe dapat menjadikan tumbuhan eceng gondok ini sebagai sahabat yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai peluang usaha yang produktif. (*)