Pernah Sebut Najib Razak Keturunan Perampok Bugis, Kini Mahathir Mohamad Menang Pemilu Malaysia
Isu korupsi yang mendera pemerintahan Najib membuat Mahathir mampu meyakinkan rakyat Malaysia beralih kembali kepadanya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Dr Mahathir Muhammad tak lama lagi dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia usai mengalahkan rivalnya Najib Abdul Razak.
Isu korupsi yang mendera pemerintahan Najib membuat Mahathir mampu meyakinkan rakyat Malaysia beralih kembali kepadanya.
Baca: Pemilu Malaysia - Singkirkan Najib Razak, Mahathir Mohamad Jadi Perdana Menteri Tertua di Dunia
Gabungan oposisi Malaysia yang dipimpin mantan perdana menteri Mahathir Mohamad berhasil meraih kemenangan bersejarah dalam pemilihan umum Malaysia.
Baca: Kronologi Lengkap Napi Teroris Menyerah Usai Berkuasa 40 Jam, Apa Hukuman Pembunuh 5 Polisi?
Hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum memperlihatkan aliansi gabungan oposisi Pakatan Harapan dan satu partai di negara bagian Sabah meraih 115 kursi parlemen atau melewati ambang mayoritas 112 kursi.
Baca: Geger Istri Gugat Cerai Pelawak Sule, Ternyata Ini Hukum Istri Ngotot Cerai Versi Ustadz Abdul Somad
Dengan demikian maka oposisi yang akan membentuk pemerintahan dan Mahathir Mohamad akan menjadi perdana menteri tertua di dunia pada usia 92 tahun.
Kepada para wartawan Dr Mahathir mengungkapkan harapannya bahwa akan ada upacara pengambilan sumpah pada Kamis (9/5/2018) waktu setempat dan akan mengumumkan hari libur nasional.

Dia berhasil mengalahkan Perdana Menteri Najib Razak, yang dibayang-bayangi dengan skandal keuangan badan investasi milik negara, 1MDB, walau Najib berulang kali membantahnya.
Hasil ini jelas menjadi sejarah dalam politik Malaysia yang sekitar 60 tahun belakangan dikuasai oleh koalisi Barisan Nasional, yang sebelumnya merupakan kubu Mahathir Mohamad.
"Kami tidak mengupayakan balas dendam, kami ingin memulihkan penegakan hukum," kata Dr Mahathir kepada para wartawan saat menyatakan kemenangannya.
Peran utama Dr Mahathir
Kemenangan oposisi ini jelas tidak bisa dilepaskan dari peran Mahathir Mohamad, seperti dijelaskan oleh Ibrahim Suffian dari lembaga jajak pendapat umum, Merdeka Centre.
"Dia memberikan keyakinan kepada pengundi (pemilih), di mana pengundi yang sebelum ini mungkin takut-takut dan juga dipengaruhi oleh identitas politik namun kini berani melakukan perubahan dan terus memilih calon-calon Pakatan Harapan," tutur Ibrahim kepada wartawan BBC News Indonesia, Liston P Siregar.
Masalahnya adalah Mahathir sendiri merupakan tokoh masa lalu yang amat berperan dalam pembentukan koalisi pemerintah Barisan Nasional, namun Ibrahim menegaskan pemerintahan hasil pemilu kali ini akan berbeda.
"Pada waktu ini koalisi yang dipimpin Dr Mahathir adalah terdiri dari berbagai partai dan tidak ada yang memiliki mayoritas yang dominan jadi mereka bergerak dalam satu partnership (kemitraan) yang lebih equal (seimbang)."
Sementara sebelumnya Barisan Nasional praktis didominasi oleh UMNO.
