Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kepala Puskesmas Lakawali Luwu Timur Bantah Ambulans Mogok, Ini yang Terjadi

Ia mengatakan, lampu indikator BBM di speedometer ambulans DP 8100 G memang sudah menyala. Tapi pasien harus diantar lebih dulu.

Penulis: Ivan Ismar | Editor: Imam Wahyudi
zoom-inlihat foto Kepala Puskesmas Lakawali Luwu Timur Bantah Ambulans Mogok, Ini yang Terjadi
ivan/tribunlutim.com
Kepala Puskesmas Lakawali, Hasnah

Laporan Wartawan TribunLutim.com, Ivan Ismar

TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Kepala Puskesmas Lakawali, Luwu Timur, Hasnah membantah ambulans yang mengantar pasien mogok di jalan.

"Saya klarifikasi mobilnya tidak mogok. BBM-nya ada," kata Hasnah kepada TribunLutim.com, Selasa (1/5/2018).

Hasnah mengklarifikasi ambulans Puskesmas Lakawali nomor polisi DP 8100 G yang mengantar pasien mogok di Jalan Poros Angkona-Malili, Desa Lakawali, Kecamatan Malili, Minggu (29/4/2018).

Ia mengatakan, lampu indikator BBM di speedometer ambulans DP 8100 G memang sudah menyala. Tapi pasien harus diantar lebih dulu.

Ia pun memastikan bensin cukup untuk pulang pergi (PP) Angkona-Lakawali.

"Sesuai keterangan perawat dan sopir yang jaga pagi," ujar Hasnah.

Ambulans Puskesmas Lakawali dijalankan tiga sopir secara bergantian yaitu, pagi, siang dan malam.

Adapun jarak Puskesmas Lakawali dan Puskesmas Angkona sekitar 9 kilometer atau pulang pergi 18 kilometer.

Hasnah menambahkan, BBM pasien rujukan diklaim di Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) non kapitasi.

Sehingga kata dia, tidak bisa dianggarkan. Tetapi pembayaran dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak lancar.

"Iya, kalau dianggarkan bisa double pembiayaan. Tidak boleh satu kegiatan dibiayai dua sumber dana," ucapnya.

Sementara itu, Sopir Ambulans, Agus menuturkan khawatir melanjutkan lerjalanan dari Puskesmas Lakawali menuju Angkona. Sampai ambulans diberhentikan dulu.

Pasalnya, kata dia, kalau dilanjutkan nanti kehabisan bensin di jalan. Akibatnya, mobil bisa rusak dan khawatir dengan kondisi pasien di ambulans.

Kalaupun mobilnya rusak, biaya perbaikan mobil bisa lebih mahal lagi. Uang perawat di dalam mobil dipinjam saat itu untuk mengisi BBM di Pertamina Ussu.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved