Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI - Program Kandidat Gubernur versus Kearifan Lokal Sulsel

Masyarakat yang cerdas dan berkualitas dapat menilai sejauh mana program kerja yang ditawarkan dapat mengakomodir kearifan lokal yang ada di Sulsel.

Editor: Jumadi Mappanganro
zoom-inlihat foto OPINI - Program Kandidat Gubernur versus Kearifan Lokal Sulsel
Hiyar Abdi Hamzah

Pasangan jalur perorangan yang menempati nomor urut 4, Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar mengusung tiga program utama. Petama, pendidikan berkualitas, merata, tanpa pungutan dan subsidi Rp 1.5 triliun per-tahun.

Kedua, Rumah Produktif untuk menciptakan lapangan kerja. Ketiga, pembangunan merata bagi rakyat.

Menilik program kerja unggulan yang ditawarkan oleh ke-empat pasangan tersebut diatas semuanya menekankan kepada Indeks Pembangunan Infrastruktur bukan pada Indeks Pembangunan Manusianya.

Sedangkan untuk Sulsel Indeks Pembangunan Manusia yang dipandang perlu untuk perkembangan Sulsel kedepannya.

Pembangunan manusia seutuhnya tidak lepas dari bagaimana eksistensi kearifan lokal yang tetap tumbuh dan berkembang dalam masyarakatnya.

Berbicara mengenai kearifan lokal dalam hubungannya dengan Pilgub Sulsel 2018 erat kaitannya dengan filosofi dan nilai-nilai kepemimpinan.

Filosofi dan nilai-nilai kepempinan tersebut merupakan cerminan dari identitas berbudaya kita. Penataaan identitas berbudaya merupakan cikal bakal baiknya penataan suatu bangsa.

Kearifan lokal Sulsel tercermin pada filosofi masyarakat Bugis-Makassar yaitu Sipakainge’ (saling mengingatkan), Siapakatau (saling memberi tahu), Sipakalebbi’ (saling menghargai).

Seorang pemimpin harus memiliki dan menanamkan di dalam jiwanya filosofi tersebut sehingga memunculkan sikap positif yang tercermin dalam kepemimpinannya yang berkharisma yang pada akhirnya menjadikannya pemimpin yang ideal dalam arti “Master Leadership”.

Ketika seseorang telah menjadi pemimpin ideal, maka dia akan dicintai, dikagumi dan disegani oleh masyarakatnya. Pada praktiknya model kepemimpinan yang berbasis kearifan lokal mulai tergerus oleh model kepemimpinan berbasis konsep western.

Padahal jika dikaji secara mendalam, kearifan lokal yang ada banyak mengajarkan model kepemimpinan yang baik dan sesuai penataan kepemimpinan modern saat ini.

Hal inilah yang seharusnya diutamakan dalam program kerja unggulan oleh para pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur tentang penghargaan terhadap keberadaan kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan.

Masyarakat Bugis-makassar mengenai model-model kepemimpinan sebagaimana terlihat dari ungkapan yang terdapat pada papaseng Pappasenna La Bungkace To Udama MatinroE ri Kannana: Iyapa ritu pattuppu batu padecengi tana bolaiengngi nawa nawa eppa’E.

Seuwani, lempu’E, naiya riasengngilempu’ riasalangnge naddampeng. Maduanna, maccaE, naiya riasengnge macca naitai amunrinna gau’E. Matellunna, waraniE, naiya riasengnge warani tettattenre nawanawanna napolei ada maja’ ada madeceng.

Maeppa’na, masempoE, naiya riasengnge masempo mappainungnge ri esso ri wenni natania gau’ riaseng. Apa’ iyapa pattuppu batu, temmatinroe matanna ri esso ri wenni nawa-nawai atanna.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Kajili-jili!

 

Kajili-jili!

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved