Ini Kisah Rakhmat Zaenal, Pria Selayar Penerima Beasiswa Al Azhar
Meskipun besar dalam keterbatasan ekonomi, namun ke dua orang tuanya sangat mengutamakan pendidikan
Penulis: Nurwahidah | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunSelayar.com, Nurwahidah
TRIBUNSELAYAR.COM, BENTENG - Sukses ternyata tidak mudah, harus melewati banyak rintangan. Hal itu dialami oleh pemerhati budaya berasal dari Kepulauan Selayar, Rakhmat Zaenal, yang mendapatkan beasiswa dari Universitas Al Azhar, 1996.
Meskipun besar dalam keterbatasan ekonomi, namun ke dua orang tuanya sangat mengutamakan pendidikan, antara lain ikut arisan demi membiayai anak-anaknya. Sebagai pegawai kecil, mereka juga harus berkebun dan nelayan.
Hal tersebut dikemukakan penulis buku “Holocoust: Catatan Perjalanan Dari Dalam Israel”, Rakhmat Zaenal, melalui telepon kepada TribunSelayar.com, Selasa (24/4/2018).
"Orang tua tidak pernah menyuruh berhenti Sekolah dan meminta untuk tidak memikirkan biaya. Belakangan saya tahu, gaji orang tua tidak pernah diganggu karena memang disiapkan untuk pendidikan anak-anaknya. Mereka bahkan aktif mengikuti arisan. Untuk kehidupan sehari-hari, mereka berkebun dan bapak juga merangkap nelayan,
"Walaupun awalnya biaya kuliah ditanggung orang tua, tapi ketika kuliah di luar Negeri, pengiriman tidak semudah di dalam Negeri. Biaya mahal terutama untuk biaya apartemen dan kebutuhan sehari-hari ," ujar Rakhmat Zaenal.
Dia menambahkan kendala biaya ini, beberapa kali pindah tempat kuliah dengan jurusan yang berbeda, mulai dari Fakultas Dakwah, Hospitality Management, hingga Business Administration,
"Ada dua jenis universitas; universitas dengan gedung dan kampus yang jelas, serta universitas tanpa gedung gedung, tanpa dosen yang tetap. Universitas yang kedua ini adalah universitas kehidupan. "Kuliahlah" di universitas kehidupan yang membuat anda berbeda. Dam saat itu sempat mendapatkan beasiswa di American University in Cairo Completion," ujarnya.
Menurut anak pertama dari empat bersaudara ini selama ada kemauan, tentu ada jalan. Saya pernah "nguli" untuk mendapatkan biaya hidup dan ilmu desain grafis, curving (mengukir), cooking (memasak), sampai berguru ilmu pertukangan pada seorang tukang kayu Jerman. Substansi kuliah dalam universitas kehidupan adalah tentang skill of living.
"Di saat yang sama, semakin besar tantangan yang dihadapi, yakinlah bahwa Tuhan sedang memberikan mata kuliah kehidupan untuk hambanya dengan nilai SKS yang lebih tinggi dari yang hidupnya datar-datar saja. Proses menjadi seseorang yang mencoba memiliki makna dalam hidup dan kehidupan adalah anugerah tersendiri,
“Tidak semua bisa menjadi pejabat, manajer, atau publik figur. Semua memiliki peran, karena hidup dan kehidupan adalah saling berkontribusi dalam kehidupan komunal. Ada yang berkontribusi lewat perannya sebagai petani, nelayan, kemampuan mencukur, kecerdasan membuat lemari dan menyusun batu bata, mengobati, membuat gagasan baru, dan dalam beberapa hal, saya bersyukur sudah bisa berkontribusi untuk komunitas, sekecil bagaimanapun itu," ujarnya.
Riwayat hidup Rakhmat Zaenal
Nama : Rakhmat Zaenal
Tempat / tanggal lahir : Selayar, 6 Agustus 1965
Jenis Kelamin : Pria