Ada Pengunjung Meninggal, Ini Penjelasan Pengelola Waterboom Mattampa
Pernyataan pihak pengelola ini, berbeda dengan hasil penyidikan sementara aparat kepolisian.
Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Suryana Anas
"Ini kejadian sudah tiga pengunjung yang meninggal di sana, Pemkab harus ikut periksa kelaikan wahana, apa sesuai prinsip K-3, apakah ada petugas pengawas kolam, apakah ada klinik, korban yang meninggal ini telat dapat pertolongan pertama,"ujar Sofyan, yang akan meminta pimpinan DPRD dan pemkab untuk menurunkan tim pemantau insiden ini.
"Pangkep ini mengandalkan wisata air, kalau aspek keselamatan diabaikan, bagaimana memberi jaminan ke publik bahwa obyek wisata ini aman. Jangan hanya tahu pungut bayaran, tapi tak bisa menjaga kenyamanan dan keselamatan pengunjung," kata politisi Gerindra ini.
Hingga petang kemarin, Polisi masih menyelidiki insiden ini. Beberapa saksi mata, pengelola dan petugas wahana, mulai diperiksa.
Sejumlah karyawan dan saksi mata, pihak pengelola wahana wisata seluas 12 Ha ini, menceritakan kronologis kejadian versi mereka.
Djoko yang sudah hampir satu dekade mengelola kompleks wahana wisata yang dia beri nama "Dunia Fantasi" (Dufan) Mattampa, Pangkep ini, menceritakan almarhum datang bersama delapan anggota keluarganya, termasuk orangtua, kakak, kerabat dan tetangga.
Keluarga dari gugusan pulau Supermonde di Selat Makassar ini, tiba sebelum duhur.
Insiden terjadi sekitar pukul 14.00 Wita. Sebelum kejadian, sekitar pukul 13.15 wita, keluarga berlatar belakang nelayan dan pedagang ikan ini, berkumpul di satu dari 12 gasebo di sekitar kolam.
Menurutnya, Dilla dan kakaknya langsung bermain seluncuran di Waterboom. Berselang kemudian, bapak korban lalu berteriak memanggil kakak korban dan mencari korban.
Pusat rekreasi yan berada tak jauh dari jalan Poros Makassar-Parepare ini dikelola PT Abadi Megah Promosindo. Industri jasa ini mengkalim berpengalaman mengelola wisata yang sama di Rengat, Dumai dan Probolinggo, Jawa Timur.