Ini Kisah Kepala Sekolah di Takalar, Dari Sewa Perahu Hingga Beli Seragam Untuk Siswa
Setiap minggu pagi, Hairil berangkat dari rumahnya di Ballo, Sombala Bella, Pattallassang, menuju Dermaga Je'ne' di Sanrobone, Takalar.
Penulis: Muhammad Ihsan Harahap | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunTakalar.com, Muhammad Ihsan Harahap
TRIBUNTAKALAR.com, PATTALLASSANG - Sebanyak 15 siswa dari SMAN 12 Takalar mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di kampus SMAN 3 Takalar, Jalan Abdul Jalal Dg Leo No. 2, Kalabbirang, Pattallassang, Takalar, Sulawesi Selatan, Rabu (11 April 2018).
SMAN 12 Takalar sendiri berada di Pulau Satangnga, Desa Mattirobaji, Mappasunggu, Takalar. Pulau Satangnga terletak di sebelah barat Pulau Tanakeke.
"Saya menjadi Kepala Sekolah di SMAN 12 Takalar sejak sekolah itu dibuka tahun 2013," ucap Hairul ditemui TribunTakalar.com di kampus SMAN 3 Takalar, Rabu (11/4/2018) siang.
Setiap minggu pagi, Hairul berangkat dari rumahnya di Ballo, Sombala Bella, Pattallassang, menuju Dermaga Je'ne' di Sanrobone, Takalar.
Hairul memang pulang ke rumahnya di Kota Takalar sekali sepekan. Pulang Sabtu kembali Minggu.
"Tidak ada kendaraan laut ke Pulau Satangnga. Jadi saya biasanya menumpang di perahu pedagang ikan yang ingin ke sana. Jika tidak ada, saya harus carter perahu ke sana dengan biaya 300 ribu rupiah. Perjalanan ditempuh 90 menit," jelasnya
Hairul juga menceritakan tentang keadaan dan fasilitas SMAN 12 Takalar.
"Di sekolah kami ada 14 orang guru dan staf. Hanya ada 2 orang PNS, yaitu saya dan Wakil Kepala Sekolah serta 1 Kepala Tata Usaha utusan dari Diknas Provinsi. Jadi 11 guru lainnya murni guru honorer," kata ayah dari 3 anak ini.
SMA tersebut hanya memiliki 3 ruang kelas ditambah perpustakaan. Hairul mengatakan bahwa ruang perpustakaan itu ia sekat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk perpustakaan, satu bagian untuk kantor.
Meski berada dalam keadaan yang sulit, Hairul pantang berkeluh kesah. Ia sadar bahwa pekerjaan sebagai pendidik adalah tugas mulia yang butuh pengorbanan.
"Setiap permulaan tahun ajaran baru, saya membelikan mereka baju seragam baru dan peralatan tulis. Ini untuk memotivasi mereka untuk bersekolah. Jika tidak, mereka pasti akan ikut melaut dengan keluarga. Untuk UNBK sekarang ini saja seharusnya ada 16 peserta dari sekolah kami, tapi yang datang hanya 15 orang karena 1 orang ikut keluarganya melaut," terang Hairul.
Dikarenakan letak SMAN 12 yang berada di pulau, Hairul menampung 15 peserta ujian dari sekolahnya di rumah pribadinya yang terletak kurang lebih 2 km dari SMAN 3 Takalar.
"Sejak Ujian Sekolah (USBNBK) bulan Maret 2018, saya menginapkan para peserta dari sekolah saya di rumah pribadi saya di Ballo. Saya bersyukur karena siswa menjadi dekat dengan keluarga saya," tambah Hairul.
Ditanya tentang harapannya untuk perkembangan SMAN 12 Takalar ke depan, Hairul mengatakan bahwa sekolah yang ia pimpin membutuhkan tenaga pengajar tambahan.
"Selain itu tentu saja soal sarana dan fasilitas. Untuk kantor saja kami harus membagi dua bagian perpustakaan. Semoga dengan bertambahnya fasilitas, bertambah pula minat anak-anak Pulau Satangnga untuk bersekolah," tutup Hairul.