Kesaksian Fitria Oktarini Tentang 'Kesaktian' Terapi Cuci Otak dr Terawan
Pemecatan dokter Terawan Agus Putranto membuat keluarga pasien turut angkat bicara.
Tapi.. kemudian suami saya alpa.
Dia tidak lagi konsumsi obat darah tinggi dan kolesterolnya.
Sampai, dua tahun lalu, dia makan tengkleng kambing dan kolaps.
Kakinya mulai diseret dan lemas.
Juga tangannya. Kami bawa ke dokter di Cibubur. Malam hari. Dikatakan serangan.
Dan diberi obat lalu diperbolehkan pulang. Pagi hari suami minta ditemani jogging.
Tapi kaki makin lemas. Saya bawa kemudian ke rs berbeda di cibubur. dirawat.
Hampir seminggu. Serangan ada di batang otak dan bbrp tempat. Kaki dan tangan kanannya melemah.
Suami saya tipe orang yang tidak sabar. Merengek pulang dari rumah sakit dan minta kembali ke Singapura. Saya berat. Karena tidak mungkin ijin berminggu2. Atau resign lagi.
Akhirnya.. ada refernsi ke dokter terawan. Hari itu juga saya dan suami ke rspad pagipagi.
Dia kondisinya meweeekk terus. Katanya anak bungsunya menarinari di matanya. Kalau dia sakit. Siapa yang jaga.. ?
Sebagai istri, saya tentu gak karuan hatinya. Tapi saya berusaha kuat.
Saya tinggalkan dia di mobil karena tak kuat menunggu dan saya mengurus pendaftaran.
Suami akhirnya di DSA, otaknya dicuci, bahasa orang awam.
Dan alhamdulillah.. sampai hari ini.. dia bisa mendampingi anak2. Entah untuk orang lain.
Buat saya dia dokter yang mengembalikan 'cahaya' ke keluarga."