Terminal Regional Daya Makassar Tak Terawat, Atap Bocor, Pendapatan Tergerus Hingga Rp 1 Miliar
Tak hanya penumpang, terminal yang beroperasi sejak tahun 2003 ini bahkan mulai tak terurus.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Mahyuddin
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hadirnya angkutan online di Kota Makassar berefek kepada pendapatan Terminal Regional Daya, Jl Poros Kima, kecamatan Biringkanaya.
Tak hanya penumpang, terminal yang beroperasi sejak tahun 2003 ini bahkan mulai tak terurus.
Pantauan tribun-timur.com, Selasa (3/4) plafon gedung terminal ini mulai bocor, layaknya gedung yang baru saja di obrak-abrik "preman".
Parahnya lagi, jalan yang ada didalam terminal sudah berlubang, sehingga membahayakan bagi pengendara yang melintas.

Baca: Penjual Buah Palak Penumpang di Terminal Daya, PD Terminal Bersama TNI-Polri Turun Tangan
Dirut PD Terminal Makassar, Imran Samad pun tak menampik dengan kondisi bangunan terminal regional Daya yang mulai tak terurus oleh pengelola.
Lantas siapa pengelola terminal?
Imran Samad mengatakan, pengelolaan gedung atau fisik yang ada diatas lahan terminal daya adalah bangunan milik perusahaan PT Kalla Inti Karsa (KIK) sehingga pemeliharaan gedung pun menjadi tanggung jawab pihak KIK.
"Jujur saja kami sangat dilema melihat bangunan ini. Pasalnya, jika kami melakukan perbaikan dengan dana yang diambil dari dana operasional, itu melanggar aturan yang ada," kata mantan Kadis Pemadam Kebakaran itu saat ditemui di Kantor Terminal Regional Daya.
Menurutnya dengan kondisi sekarang, penumpang dan kendaraan umum ogah masuk ke terminal.
Olehnya itu, hal inilah yang menyebabkan munculnya terminal bayangan.
Apalagi kata Imran, dengan maraknya angkutan online di Makassar, membuat kendaraan umum kian tergerus.

Baca: Direksi Terminal Daya Berganti, Terminal Bayangan Masih Marak, Kok Bisa?
Efek dari banyaknya para pengemudi angkutan kota tak masuk ke terminal yang dinilai beralih ke pekeejaan lain, pun ditandai dengan target pendapatan Terminal Regional Daya tahun 2018.