Tiga Hari Dua Malam Mengapung di Laut, Begini Cara Nelayan Wotu Luwu Timur Ini Bertahan Hidup
Selama terombang ambing di lautan, Rijal dan Sarjun tidak pernah tidur untuk menjaga perahunya tidak terbalik dihantam ombak.
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunLlutim.com, Ivan Ismar
TRIBUNLUTIM.COM, WOTU - Rijal (22) dan Sarjun (14) ditemukan selamat setelah mengapung tiga hari dua malam di Teluk Bone.
Keduanya adalah warga Dusun Jambu-jambu, Desa Lampenai, Kecamatan Wotu, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Keduanya melaut sejak Selasa (20/3/2018) pagi dan ditemukan selamat, Kamis (22/3/2018) pagi.
Selama terombang ambing di lautan, Rijal dan Sarjun tidak pernah tidur untuk menjaga perahunya tidak terbalik dihantam ombak.
"Saya dan Sarjun tidak pernah tidur jaga perahu," kata Rijal kepada TribunLutim.com di rumahnya, Kamis (22/3/2018).
Baca: BREAKING NEWS: Dua Nelayan Wotu Luwu Timur Dilaporkan Hilang
Kata Rijal, cuaca di laut hujan dan sangat dingin sampai tembus ke tulang.
Untuk makan, keduanya hanya mengandalkan air hujan yang ditampung.
"Hari pertama ji ka makan, setelah itu habis mi makananku. Air hujanji saya minum," ucapnya.
Pemuda itu hanya mengapung di lautan karena perahunya rusak.
Besi sambungan baling-baling atau nelayan menyebutnya as patah.
"Setelah as patah saya pakai kayu sebagai as untuk baling-baling, tapi patah lagi, terus baling juga sudah habis," ucapn Rijal.
Awalnya nelayan setempat, Burhan, sempat melihat korban di atas perahu sekitar 4 kilometer dari Pulau Bulu Poloe.
"Saya sempat tarik perahu korban sandar di Bulu Poloe dan saya suruh tunggu," kata Burhan saat memberi keterangan kepada anggota Polsek Wotu dan Tim Basarnas di rumah korban, Rijal, Rabu (21/3/2018) malam.
Baca: Basarnas Palopo Turunkan 7 Personel Cari Nelayan Hilang di Wotu
Pas sandar di Pulau Bulu Poloe, Rijal dan Sarjun mendayung perahu ke laut agar terlihat oleh nelayan yang melintas.
"Saya dayung ke luar, tapi sayang terbawa ombak sampai hanyut ke tengah laut," ucapnya.
Untuk mendapat bantuan, keduanya membuat bendera dari sarung dan dilambaikan untuk meminta bantuan.
Saat malam, korban pakai senter memberi tanda kepada nelayan.
"Tapi sayang kami diabaikan, mungkin nelayan tidak tahu," tutur Rijal.
Keduanya baru bernapas lega.
Nelayan asal Dusun Benteng, Desa Lampenai, Muksin, yang menemukan keduanya pukul 08.00 Wita.
Baca: Dua Nelayan Wotu Luwu Timur Sudah Ditemukan, Begini Kondisinya
Muksin mengatakan, kondisi korban saat ditemukan sangat lemas karena kelaparan.
Muksin kemudian menghubungi tim pencari.
Tim pencari terdiri dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Timur, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan tim penyelamat lain
"Saya diberikan bekal sama Muksin, lalu diantar ke bagang untuk makan. Pas sampai di bagang saya bilang, saya selamat," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Kedua korban tiba di rumahnya pukul 11.30 Wita, mereka disambut tangis keluarga.(*)